REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR---Peneliti bio-ekologi dan dosen pengendalian rayap teknologi proteksi dan peningkatan mutu kayu Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Dr Arinana, S.Hut, M.Si menyatakan tidak semua jenis rayap dapat menimbulkan kerusakan yang begitu parah.
"Ada beberapa jenis rayap tanah yang menimbulkan kerusakan cukup parah pada properti bangunan, yakni dari genus Coptotermes sp. Sedangkan jenis-jenis rayap lain kemungkinan tidak menimbulkan gejala serangan yang cukup parah," katanya dalam taklimat media di Bogor, Jawa Barat.
Sebelumnya, pada Kamis (16/2), PT Alselindo Tunggal Solutama (ATS) bekerja sama dengan Divisi Peningkatan Hasil Kayu Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB University menggelar workshop identifikasi jenis rayap dan pengenalan teknologi pemipaan pengendalian rayap Termidrip di Kampus IPB dan juga mengundang belasan perusahaan pest control operator sebagai peserta.
Arinana juga menyampaikan tentang semakin kurangnya kayu alam dengan tingkat keawetan kayu di atas 5 tahun. "Penggunaan kayu alam untuk kebutuhan perumahan dan industri semakin mengurangi jumlah kayu dengan tingkat keawetan kayu di atas 5 tahun atau Kelas 1 sehingga penggunaan kayu yang mayoritas saat ini digunakan adalah jenis kayu dengan Kelas 3 atau 4, yaitu jenis kayu pohonnya cepat tumbuh minimal diameter di atas 20 cm dalam 5 tahun," katanya.
Ia menjelaskan bahwa rayap merupakan serangga yang memakan segala sesuatu yang mengandung selulosa, di mana selulosa yang paling sering didapatkan adalah dari kayu.
Semakin rendah kualitas keawetan kayu, kata Arinana, maka semakin mudah rayap untuk memakan kayu tersebut dan itu yang terjadi pada properti, dikarenakan kayu yang dipakai sebagai bahan baku furniturtersebut didapat dari tanaman hutan yang dibudidayakan.