Jumat 17 Feb 2023 18:47 WIB

Binus Tanamkan Nilai Keberlanjutan Lingkungan ke Diri Mahasiswa

Fokus Binus ASO School of Engineering adalah nilai keberlanjutan lingkungan

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kerjasama Binus-ASO College. Menciptakan suatu inovasi dengan tetap mengedepankan nilai keberlanjutan lingkungan menjadi nilai yang penting untuk ditanamkan kepada generasi penerus bangsa. Nilai itulah yang menjadi salah satu fokus Binus ASO School of Engineering (BASE) untuk ditanamkan kepada para mahasiswanya.
Kerjasama Binus-ASO College. Menciptakan suatu inovasi dengan tetap mengedepankan nilai keberlanjutan lingkungan menjadi nilai yang penting untuk ditanamkan kepada generasi penerus bangsa. Nilai itulah yang menjadi salah satu fokus Binus ASO School of Engineering (BASE) untuk ditanamkan kepada para mahasiswanya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menciptakan suatu inovasi dengan tetap mengedepankan nilai keberlanjutan lingkungan menjadi nilai yang penting untuk ditanamkan kepada generasi penerus bangsa. Nilai itulah yang menjadi salah satu fokus Binus ASO School of Engineering (BASE) untuk ditanamkan kepada para mahasiswanya.

"Saat ini, yang terpenting bukan hanya bagaimana seseorang bisa membuat produk, tapi juga menciptakan barang yang tidak membahayakan lingkungan. Nilai-nilai seperti ini jugalah yang coba kami ajarkan di BASE," ujar Dekan BASE, Fergyanto E Gunawan, di Jakarta, Jumat (17/2/2023).

Fergyanto kemudian menjelaskan lebih lanjut mengenai BASE dan bagaimana perguruan tinggi itu fokus mengembangkan kemampuan dan kompetensi para mahasiswanya. Dengan harapan, mereka bisa menjadi alumni yang tak hanya membanggakan almamater, tapi juga tanah air.

"BASE adalah hasil kolaborasi antara Binus University dan ASO College Group di Jepang. Melalui dua program studi berkurikulum Jepang yang ditawarkan, yakni Product Design Engineering dan Automotive Robotics Engineering, kami mendorong mahasiswa untuk menjadi spesialis engineering yang berkualitas," kata dia.

Tak sekadar kurikulum, BASE juga secara rutin mengadakan summer program, di mana mahasiswa bisa mengikuti internship dan belajar di Jepang secara langsung. Sistem perkuliahan juga diperkuat dengan pemanfaatan teknologi terkini untuk membantu mahasiswa BASE mengoptimalkan potensi serta kemampuan.

Pada kesempatan itu, hadir alumni BASE bernama Alexander Kevin Daniel yang sudah mengembangkan Ramahija, sebuah bisnis produk di kawasan Pulau Timor yang turut memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Lulusan program studi Production Design Engineering BASE itu mengaku sudah sejak kecil tertarik dengan dunia desain.

Namun, pada masa awal perkuliahan, Alex justru merasa, mata kuliah yang diberikan oleh BASE sebagian besar berbau teknik. Barulah kemudian dia mendapatkan pemahaman dari salah satu dosen pengajarnya, menciptakan sebuah produk tidak boleh sekadar menarik saja, melainkan juga harus bisa berfungsi atau memiliki daya guna.

"Sejak saat itu, saya jadi sadar, desain dan teknik tidak bisa dipisahkan. Keduanya harus berjalan beriringan untuk menciptakan output yang benar-benar punya daya guna,” ujar Alex.

Pemahaman tersebutlah yang kemudian mengantarkannya untuk membangun Ramahija. Sebagai founder, Alex ingin menciptakan produk yang menarik, berguna, dan tidak merusak lingkungan. Di sisi lain, ia juga ingin memberdayakan masyarakat setempat untuk membantu kegiatan produksi.

Berangkat dari keresahan tersebut, Alex mendirikan Ramahija dan memanfaatkan pohon palma sebagai bahan baku utamanya. Menurut dia, hampir semua bagian dari pohon palma dapat diolah untuk digunakan. Itulah yang membuat Ramahija menjadi merek dengan prinsip utama sustainability.

Lebih lanjut, Alex menjelaskan bahwa ada empat pilar sustainability yang berusaha ia junjung melalui brand usaha sosialnya ini, yaitu women empowerment, cultural sustainability, nature conservation, serta adaptive innovation.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement