Jumat 17 Feb 2023 21:02 WIB

Pembiayaan dan DPK Positif, Laba CIMB Niaga Tumbuh 26,7 Persen

CIMB Niaga membukukan kinerja cemerlang sepanjang 2022.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ahmad Fikri Noor
Nasabah melakukan pembayaran dengan menukar Poin Xtra melalui Digital Banking Super App OCTO Mobile CIMB Niaga usai mengikuti jalan santai bertajuk “Gerak Untuk Bumi” dalam rangka peringatan HUT 67 tahun CIMB Niaga di Jakarta, Ahad (25/9/2022). PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) membukukan kinerja cemerlang sepanjang 2022. Perseroan melaporkan perolehan laba sebelum pajak konsolidasi (audited) sebesar Rp 6,6 triliun pada 2022.
Foto: REPUBLIKA/DARMAWAN
Nasabah melakukan pembayaran dengan menukar Poin Xtra melalui Digital Banking Super App OCTO Mobile CIMB Niaga usai mengikuti jalan santai bertajuk “Gerak Untuk Bumi” dalam rangka peringatan HUT 67 tahun CIMB Niaga di Jakarta, Ahad (25/9/2022). PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) membukukan kinerja cemerlang sepanjang 2022. Perseroan melaporkan perolehan laba sebelum pajak konsolidasi (audited) sebesar Rp 6,6 triliun pada 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) membukukan kinerja cemerlang sepanjang 2022. Perseroan melaporkan perolehan laba sebelum pajak konsolidasi (audited) sebesar Rp 6,6 triliun pada 2022. Angka itu naik 26,7 persen year on year (yoy) dan menghasilkan earnings per share (EPS) Rp 202,2.

Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, di tengah pemulihan dan kebangkitan ekonomi Indonesia dari tantangan global, perseroan dapat menangkap peluang untuk mendorong pertumbuhan bank. "Hal ini terlihat pada peningkatan laba sebelum pajak yang mencapai Rp 6,6 triliun atau tertinggi hingga saat ini," kata Lani melalui siaran pers, Jumat (17/2/2023). 

Baca Juga

Lani memerinci, capital adequacy ratio (CAR) dan loan to deposit ratio (LDR) CIMB Niaga masing-masing sebesar 22,2 persen dan 85,6 persen per 31 Desember 2022. Total aset tercatat sebesar Rp 307 triliun dan semakin memperkuat posisi CIMB Niaga sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia.

Total dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 227 triliun dengan rasio CASA meningkat menjadi 63,6 persen. Hal ini sejalan dengan komitmen bank untuk terus membangun hubungan yang lebih erat dengan para nasabah, sekaligus meningkatkan pengalaman nasabah dalam memanfaatkan layanan digital CIMB Niaga.

Pembiayaan naik 9,4 persen (yoy) menjadi Rp 199 triliun atau Rp 197 triliun di luar pembiayaan Salam. Penyaluran kredit terutama berasal dari pertumbuhan pada bisnis Corporate Banking sebesar 12,1 persen (yoy) dan Consumer Banking 11,8 persen (yoy). 

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tumbuh 7,0 persen (yoy). Sementara, Kredit Pemilikan Mobil (KPM) meningkat sebesar 35,3 persen (yoy) termasuk kontribusi dari anak perusahaan PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF).

Di perbankan syariah, Unit Usaha Syariah (UUS) CIMB Niaga (CIMB Niaga Syariah) berhasil mempertahankan posisinya sebagai UUS terbesar di Indonesia. Total pembiayaan mencapai Rp 49,3 triliun termasuk pembiayaan Salam dan DPK sebesar Rp 39,5 triliun per 31 Desember 2022.

Pada 2023, Lani mengatakan, CIMB Niaga akan fokus pada peningkatan basis nasabah ritel dan pertumbuhan CASA melalui kapabilitas digital, perbaikan kualitas aset, kontribusi pendapatan nonbunga, serta inovasi perbankan digital dengan teknologi terkini dan pilihan layanan yang luas untuk nasabah.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement