REPUBLIKA.CO.ID, JAaKARTA -- Tren permintaan emas menjelang hari raya Idul Fitri diprediksi akan mengalami peningkatan. Namun berbeda dari tahun-tahun sebelum pandemi, emas logam mulia kini lebih banyak diincar dibandingkan dengan emas dalam bentuk perhiasan.
"Kalau dulu kan emas perhiasan ya yang banyak dicari kalau mau hari raya, tapi setelah pandemi Covid-19 bergeser tuh, masyarakat lebih banyak membeli logam mulia," kata CEO PT Hartadinata Abadi Tbk, Sandra Sunanto, dalam peluncuran EMASKU di JCC pada Jumat (17/2/2023).
Menurut Sandra, biasanya emas logam mulia banyak dibeli untuk kemudian dijadikan sebagai THR atau angpau pada hari raya. Itulah mengapa, pada momen ini, emas logam mulia dengan gramasi mikro menjadi incaran pembeli. "Kan kalau kasih uang mungkin sudah biasa, tapi kalau kasih angpaunya pakai emas jadi terkesan mewah," kata Sandra.
Di sisi lain, memberikan angpau dalam bentuk emas juga bisa menjadi sarana edukasi finansial, terutama bagi anak atau remaja. "Dibandingkan dengan uang suka langsung habis dijajanin, kalau emas kan gak bisa langsung dijajanin. Kita juga ngajarin anak untuk menabung," kata Sandra.
Sandra menambahkan, hingga kini masih banyak masyarakat terutama gen Z yang belum tahu bahwa emas merupakan instrumen investasi yang aman dan menguntungkan. Idealnya, kata dia, 10 persen dari portofolio investasi dialokasikan untuk membeli emas.
"Hartadinata sudah sering melakukan workshop dan kunjungan ke kampus untuk edukasi, kami kaget karena banyak anak muda yang belum tahu kalau emas adalah longterm investasi yang bagus," jelas Sandra.