REPUBLIKA.CO.ID, PUTRAJAYA -- Wakil Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Ahmad Zahid Hamidi mengatakan pemuka agama memainkan peran penting dalam pemerintahan. Menurut dia, para pemuka agama ini dapat bertindak sebagai kelompok referensi sebelum sebuah kebijakan diterapkan.
Dalam menyampaikan pidato sambutan di upacara Liqa' Perdana Ilmuwan Ahli Sunnah Wal Jamaah di kediaman resminya Sri Satria, Jumat malam (17/2/2023), Ahmad Zahid mengatakan pandangan para ulama dapat memastikan arah dalam kebijakan yang dipandu oleh Quran dan Sunnah. Sehingga semua upaya dilakukan mencapai tujuan yang ditetapkan.
“Kerja sama antara pemimpin dan ulama dapat memastikan setiap masalah yang dihadapi negara dapat diatasi berdasarkan ajaran Islam. Semua kritik dan saran dari para ulama disambut baik untuk memastikan kepemimpinan negara selalu diberkahi,” katanya, dilansir dari Bernama, Sabtu (18/2/2023).
Untuk memperkuat mekanisme check and balance, dia mengatakan dewan agama dengan ulama akan berfungsi sebagai platform penting membantu pemerintah menghasilkan berbagai ide untuk bermartabat Islam. Karena menurutnya, para ulama adalah mercusuar bagi masyarakat dan berperan memberikan pencerahan dalam semua aspek kehidupan manusia berdasarkan Quran, Sunnah, ijma (konsensus) dan qiyas (yurisprudensi atau analogi).
Namun, Ahmad Zahid menyarankan para ulama tidak menyalahgunakan ayat-ayat Alquran atau menggunakan agama untuk membenarkan tindakan tidak bermoral, atau menggunakan ijma dan qiyas untuk mencapai tujuan politik. Tetapi, ulama diminta untuk menerapkan pengetahuan yang relevan untuk memperkuat dan menjaga kemurnian Islam.
Dia mengatakan Pemerintah Persatuan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim diciptakan untuk memastikan orang-orang dari semua ras dan agama di Malaysia tetap bersatu dan saling menghormati.