REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Hati manusia menjadi pemimpin bagi seluruh anggota tubuhnya. Hati yang sehat adalah hati yang selamat. Dan hati bisa menjadi hidup atau pun mati.
Dikutip dari buku Tazkiyatun Nafs, Barang siapa pada hari kiamat nanti menghadap Allah tanpa membawa hati yang sehat, akan celaka. Allah Azza wa Jalla berfirman:
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَّلَا بَنُوْنَ اِلَّا مَنْ اَتَى اللّٰهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ
"Adalah hari, yang mana harta dan anak-anak tidak bermanfaat, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang selamat." (QS As Syuara ayat 88-89). Untuk itu, hati dinyatakan sehat, bila:
1. Kerinduannya kepada khidmah seperti kerinduan seorang yang lapar kepada makanan dan minuman. Yahya bin Mu’adz berkata, "Barangsiapa senang untuk berkhidmah kepada Allah Azza wa Jalla, segala sesuatu akan senang untuk berkhidmah kepadanya. Barangsiapa tentram dan sejuk hatinya lantaran (taat kepada) Allah Azza wa Jalla, tentram dan sejuk hati pulalah semua yang memandangnya."
2. Si empunya hati yang sehat hanya memiliki satu keinginan, taat kepada Allah Azza wa Jalla
3. Sangat bakhil terhadap waktu. Menyesal, jika terbuang sia-sia. Kebakhilannya terhadap waktu, melebihi kebakhilan manusia terkikir kepada hartanya
4. Jika telah masuk waktu sholat lenyaplah segala harapan dan kesedihannya terhadap dunia. Dia mendapatkan kelapangan, kenikmatan, penyejuk mata dan penyejuk jiwa di dalam sholat itu
5. Tidak pernah letih untuk berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla, tidak pernah bosan untuk berkhidmah kepadaNya dan tidak bersikap manis kecuali kepada orang yang menunjukkan jalan kebenaran atau mengingatkannya akan Rabbnya
6. Perhatiannya untuk membenarkan amalan (membuat suatu amal dilaksanakan secara benar), melebihi perhatiannya untuk beramal. Sehingga ia akan berusaha untuk ikhlas, loyal, ittiba dan ihsan di dalamnya. Bersamaan dengan itu ia menyaksikan betapa banyak anugerah yang Allah Azza wa Jalla berikan kepadanya dan ia tetap menyadari betapa ia telah banyak melalaikan hak-hakNya.