Sabtu 18 Feb 2023 08:10 WIB

Wisatawan Terpesona Pemandangan Gurun Arab Saudi yang Dipenuhi Lavender

Hujan musim dingin membawa banjir ke bagian barat Arab Saudi akhir tahun lalu

Rep: Andrian Saputra / Red: Lida Puspaningtyas
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Salman bersama timpalannya dari Abu Dhabi Mohammed bin Zayed di Jeddah. Kedua berjalan di atas karpet seremonial Arab Saudi berwarna lavender. Arab Saudi mengganti warna karpet seremonial dari merah menjadi lavender.
Foto: SPA
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Salman bersama timpalannya dari Abu Dhabi Mohammed bin Zayed di Jeddah. Kedua berjalan di atas karpet seremonial Arab Saudi berwarna lavender. Arab Saudi mengganti warna karpet seremonial dari merah menjadi lavender.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Hujan musim dingin yang lebih lebat dari biasanya telah membuat banyak bunga dan tumbuhan bermekaran di gurun pasir Arab Saudi. Seperti dilansir Alarabiya pada Sabtu (18/2/2023) bunga-bunga unggu atau lavender liar telah menyelimuti padang pasir Arab Saudi bagian Utara.

Pemandangan itupun telah menarik perhatian para wisatawan dari seluruh jazirah Arab. Salah satunya adalah Muhammad al Mutairi yang berkendara hampir enam jam dari kampung halamannya di pusat Kerajaan Arab Saudi untuk melihat semburan warna yang langka.

Baca Juga

“Tidak ada yang menyangka adegan ini terjadi di Arab Saudi,” kata al Mutairi yang juga pensiunan guru berusia 50 tahun saat dia mengamati lautan bunga ungu yang membentang sejauh mata memandang di padang pasir di sekitar Rafha, dekat perbatasan Irak.

“Bau dan pesonanya menyegarkan jiwa,” kata al Mutari tentang tumbuhan yang dikenal dalam bahasa Arab sebagai lavender liar.

Hujan musim dingin membawa banjir ke bagian barat Arab Saudi akhir tahun lalu, tetapi di wilayah utara membawa kehidupan ke padang pasir. Wisatawan lainnya adalah Nasser al Karaani yang melakukan perjalanan 770 kilometer (480 mil) dari ibu kota Riyadh untuk melihat bunga berwarna-warni sebelum layu.

“Pemandangan ini berlangsung dari 15 hingga 20 hari dalam setahun, dan kami datang ke sini khusus untuk menikmatinya,” kata pengusaha Saudi berusia 55 tahun itu.

Dia menurunkan tenda dari kendaraan roda empatnya dan mendirikannya dengan sekelompok teman sebelum berkumpul di sekitar api unggun untuk minum teh panas.

“Suasana ini membuat saya merasa nyaman,” kata Karaani yang mengenakan jaket tebal di atas gaun thobe tradisionalnya.

Di seberang padang pasir, para pengunjung mendirikan tenda dan memasak makanan di atas api terbuka. Penduduk di daerah itu menjauhkan unta untuk mencegah mereka memakan bunga yang telah menarik perhatian para wisatawan.

Hamza al Mutairi, yang sedang berkemah bersama teman-temannya, mengatakan bahwa dia merasa termotivasi oleh tontonan alam.

“Ini memberi seseorang motivasi baru untuk hidup,” kata pria Saudi berusia 56 tahun itu.

Di dekatnya, Abdul Rahman al Marri mengatakan dia telah berkendara jauh-jauh dari negara asalnya Qatar untuk melihat sekilas bunga yang semarak itu.

“Pemandangan itu sepadan dengan perjalanan lebih dari 12 jam. Seolah-olah Anda berada di surga," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement