REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL – Korea Selatan dan Indonesia berkomitmen untuk memperluas kerja sama pertahanan bilateral. Saat ini kedua negara diketahui sudah terlibat dalam proyek pengembangan jet tempur KFX/IFX atau dikenal pula dengan nama KF-21 Boramae. Kedua negara berkomitmen melanjutkan dan menuntaskan proyek tersebut.
Dalam sebuah acara di KBRI Seoul, Jumat (17/2/2023), Direktur Jenderal Korsel untuk Urusan ASEAN dan Asia Tenggara Eui-hae Cecilia Chung sempat menyinggung tentang proyek pengembangan jet KFX. “Proyek ini memang memiliki beberapa kendala, tapi saya pikir proyek apa pun dalam skala ini pasti akan memiliki beberapa masalah,” ujarnya.
Proyek pengembangan jet KFX bernilai 8,1 triliun won. Dari jumlah tersebut, Indonesia memikul kewajiban pembiayaan sebesar 20 persen. Indonesia sempat menghentikan pembayaran, tapi dilanjutkan kembali akhir tahun lalu. “Kami senang bahwa kontribusi keuangan dari pihak Indonesia telah dilanjutkan tahun lalu. Kami yakin ini akan terus berlanjut,” ujar Eui-hae.
Menurut dia, baik Korsel dan Indonesia sama-sama memiliki komitmen terhadap proyek pengembangan jet KFX. “Tidak ada kata mundur dari inisiatif penting ini,” ucapnya.
Hal senada diutarakan Konselor Bidang Politik KBRI Seoul Riza Hera Wardhana. “Kedua belah pihak sudah berada dalam satu benang merah untuk melanjutkan proyek ini (pengembangan jet KFX), sehingga kita juga dapat meningkatkan kerja sama kita, terutama di bidang industri pertahanan,” ujar Riza.
Duta Besar Indonesia untuk Korsel Gandi Sulistiyanto mengatakan, pilot dari Indonesia telah berada di Korsel untuk berlatih mengoperasikan jet KFX. “Ini menunjukkan bahwa komitmen kedua negara tidak berubah,” kata Gandi.
Purwarupa dari jet KFX diketahui telah berhasil melakukan uji terbang pertamanya pada Juli 2022 lalu. Pesawat tersebut pun berhasil melakukan uji coba terbang di Pangkalan Udara Sacheon pada September tahun lalu. Wakil Menteri Pertahanan Muhammad Herindra sempat menyaksikan langsung uji coba tersebut.
Proyek pengembangan jet KFX dipandang mempunyai nilai strategis bagi Indonesia. Sebab lewat proyek tersebut, Indonesia diharapkan tidak lagi bergantung kepada negara lain atau pihak luar ketika hendak membeli jet tempur.