Sabtu 18 Feb 2023 20:27 WIB

KH Yahya Cholil Staquf: Warga NU tidak Haram Coblos PAN

Di acara PAN, Ketum PBNU Gus Yahya menyinggung tentang drama pencurian partai.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, dan Ustaz Adi Hidayat saat menghadiri Simposium Satu Abad NU di Surabaya, Sabtu (18/2/2023).
Foto: istimewa
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, dan Ustaz Adi Hidayat saat menghadiri Simposium Satu Abad NU di Surabaya, Sabtu (18/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya mengatakan, warga NU tidak haram mencoblos Partai Amanat Nasional (PAN). Meskipun, kata dia, sudah diketahui bersama bahwa PAN didirikan dengan berbasis Muhammadiyah.

"Saya sebagai ketua umum PBNU harus katakan warga NU tidak haram mencoblos PAN," kata Gus Yahya saat menghadiri acara Simposium Satu Abad NU yang digelar PAN di Hotel Sheraton, Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (18/2/2023). Hadir pula Ustadz Adi Hidayat yang diajak Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan (Zulhas).

Gus Yahya menyatakan, pernyataan tersebut bukan berarti dirinya mengkampanyekan PAN. Apalagi, ia bukan merupakan kader dari PAN. Gus Yahya lebih memuji PAN yang mampu mentransformasikan diri menjadi partai yang rasional.

"Saya ucapkan selamat kepada PAN karena berhasil dengan nyata mentransformasikan diri menjadi partai yang lebih rasional. Kita semua tahu PAN ini didirikan dengan berbasis Muhammadiyah, katanya. Tapi sekarang kita tahu semuanya terbuka. Gak mungkin Muhammadiyah bernyanyi Ya Lal Wathon," ujarnya.

Pada awal acara yang dihadiri langsung Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan tersebut memang sempat disi dengan menyanyikan lagu Yaa Lal Wathon, yang merupakan karya salah satu pendiri organisasi NU, yakni KH Abdul Wahab Hasbullah alias Mbah Wahab. Lagu tersebut sering dilantunkan hingga sekarang di berbagai kegiatan NU.

Gus Yahya pun berseloroh, PAN akan tetap menjadi Partai Amanat Nasional dan tidak akan berubah menjadi Partai Akan NU. "Walaupun ya tetap saja lah PAN itu tetap menjadi Partai Amanat Nasional, dan tidak harus berubah menjadi Partai Akan NU," ujarnya di depan kader PAN.

Gus Yahya juga menyinggung, proses transformasi yang dilalui PAN tidak didapat melalui berbagai drama. Dia pun pun menyinggung soal drama pencurian partai. Meski begitu, Gus Yahya tidak secara tegas menyampaikan pencurian partai itu dialamatkan kepada seseorang atau partai tertentu.

"Gak ada di Partai Amanat Nasional itu drama pencurian partai, itu gak ada," ujar kakak kandung Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas tersebut

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement