Ahad 19 Feb 2023 12:18 WIB

Presiden Ke-39 AS Jimmy Carter Jalani Perawatan Kesehatan Intensif

Carter telah menjalani serangkaian rawat inap singkat di rumah sakit.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Dalam file foto 3 November 2019 ini, mantan Presiden Jimmy Carter mengajar sekolah Minggu di Gereja Baptis Maranatha di Plains, Ga. The Carter Center mengatakan Carter telah memasuki perawatan rumah perawatan, Sabtu, 18 Februari 2023.
Foto: AP Photo/John Amis
Dalam file foto 3 November 2019 ini, mantan Presiden Jimmy Carter mengajar sekolah Minggu di Gereja Baptis Maranatha di Plains, Ga. The Carter Center mengatakan Carter telah memasuki perawatan rumah perawatan, Sabtu, 18 Februari 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, ATLANTA -- Mantan presiden Amerika Serikat (AS) Jimmy Carter (98 tahun) menjalani perawatan kesehatan di Plains, Georgia. The Carter Center pada Sabtu (18/2/2023) mengatakan, presiden AS dengan umur terpanjang itu telah menjalani serangkaian rawat inap singkat di rumah sakit.

"Beliau memutuskan untuk menghabiskan sisa waktunya di rumah bersama keluarganya, dan menerima perawatan rumah sakit daripada intervensi medis tambahan," ujar pernyataan The Carter Center.

Baca Juga

The Carter Center mengatakan, presiden ke-39 AS itu mendapat dukungan penuh dari tim medis dan keluarganya. Carter meminta privasi saat ini dan berterima kasih atas perhatian yang ditunjukkan oleh pendukungnya.

Pada Agustus 2015, Carter memiliki massa kanker kecil yang diangkat dari hatinya. Tahun berikutnya, Carter mengumumkan bahwa dia tidak memerlukan perawatan lebih lanjut, karena obat percobaan telah menghilangkan tanda-tanda kanker.

Carter adalah seorang gubernur Georgia. Dia mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilu 1976. Carter mengalahkan mantan presiden Gerald R Ford saat itu.

Carter menjalani satu masa jabatan yang penuh gejolak dan dikalahkan oleh Ronald Reagan dari Partai Republik pada 1980. Kekalahan telak Carter pada akhirnya membuka jalan bagi advokasi globalnya untuk demokrasi, kesehatan masyarakat, dan hak asasi manusia melalui The Carter Center.

Carter dan istrinya, Rosalynn (95 tahun) membuka The Carter Center pada 1982. Kiprah Carter melalui lembaga yang didirikannya itu, membuatnya mengantongi Hadiah Nobel Perdamaian pada 2002.

Cucu Carter, Jason Carter, sekarang memimpin dewan pengurus The Carter Center. Jimmy Carter telah menghabiskan sebagian besar hidupnya di Plains. Dia melakukan perjalanan secara ekstensif di usia 80-an dan awal usia 90-an, termasuk perjalanan tahunan untuk membangun rumah bersama dengan kelompok Habitat for Humanity.

Carter sering bepergian ke luar negeri untuk memantau program The Carter Center dan upaya memberantas penyakit cacing Guinea atau cacing parasit di negara berkembang. Tetapi, kesehatan mantan presiden telah menurun selama beberapa tahun terakhir.

Carter merayakan ulang tahunnya pada Oktober tahun lalu bersama keluarga dan teman-temannya di Plains. Ini adalah kota kecil tempat dia dan Rosalynn dilahirkan pada tahun-tahun antara Perang Dunia Pertama dan Great Depression.

Tahun lalu, The Carter Center menandai 40 tahun mempromosikan agenda hak asasi manusia. The Carter Center telah menjadi perintis pemantauan pemilu, dengan memantau sedikitnya 113 pemilu di Afrika, Amerika Latin, dan Asia sejak 1989. Lembaga ini juga bergerak dalam upaya kesehatan masyarakat. Organisasi tersebut mengumumkan penemuan 14 kasus penyakit cacing Guinea sepanjang 2021. 

The Carter Center menggencarkan kampanye kesehatan masyarakat selama bertahun-tahun untuk meningkatkan akses air minum yang aman di Afrika. The Carter Center mulai memimpin upaya pemberantasan global pada 1986, ketika penyakit parasit menginfeksi 3,5 juta orang.  

Carter lahir 1 Oktober 1924, dari keluarga terkemuka di pedesaan Georgia selatan.  Dia melanjutkan ke Akademi Angkatan Laut AS selama Perang Dunia Kedua dan mengejar karier sebagai perwira Angkatan Laut Perang Dingin sebelum kembali ke Plains. Georgia bersama Rosalynn dan keluarga mereka untuk mengambil alih bisnis kacang keluarga setelah kematian Earl Carter pada 1950-an.

 

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement