Senin 20 Feb 2023 12:20 WIB

Indramayu Dua Kali Diguncang Gempa Berpusat di Laut, Aktivitas Nelayan Normal

Meski gempa terjadi di laut, dampak gempa tak berpotensi tsunami.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus raharjo
Gempa. Ilustrasi
Foto: Reuters
Gempa. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Wilayah Kabupaten Indramayu diguncang dua kali gempa bumi pada Senin (20/2/2023) pagi. Meski berpusat di laut, namun gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa bumi pertama terjadi pada pukul 04:04:36 WIB, dengan kekuatan gempa mencapai Magnitude 3,7.

Baca Juga

Lokasi gempa terjadi pada koordinat 6,19 LS – 108,33 BT, atau berjarak 15 kilometer Timur Laut Kabupaten Indramayu. Adapun kedalaman gempanya mencapai sepuluh kilometer.

Selang beberapa menit kemudian, atau tepatnya pukul 04:31:42 WIB, gempa bumi kembali terjadi dengan kekuatan gempa mencapai Magnitude 2,6. Lokasi gempa terjadi pada koordinat 6,1 LS – 108,29 BT, atau berjarak 25 kilometer Barat Laut Kabupaten Indramayu. Untuk kedalaman gempanya masih sama, yaitu sepuluh kilometer.

Forecaster BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, menjelaskan, gempa bumi tersebut berpusat di laut. Meski demikian, masyarakat tidak perlu khawatir karena tidak berpotensi tsunami.

"(Gempa) tidak berpotensi tsunami," tegas pria yang biasa disapa Faiz itu kepada Republika.co.id, Senin (20/2/2023).

Sementara itu, sejumlah warga di pesisir Eretan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, merasakan sedikit guncangan gempa. Meski demikian, aktivitas mereka tetap normal. "Terasa, tapi (getarannya) kecil, itupun cuma sebentar," kata Ketua KUD Misaya Mina Eretan Wetan, Rasgianto.

Rasgianto mengatakan, para nelayan di pesisir Desa Eretan Wetan pun beraktivitas seperti biasa. Mereka tetap melaut dan tidak terpengaruh dengan gempa. Begitu pula aktivitas masyarakat lainnya. "Biasa saja, tidak terpengaruh," tutur Rasgianto.

Rasgianto mengakui, pagi ini desanya kembali dilanda rob atau naiknya ketinggian pasang air laut. Namun, rob sudah terjadi sejak beberapa hari sebelumnya dan sudah menjadi langganan di desanya. "Mudah-mudahan (rob pagi ini) bukan dampak dari gempa," tegas Rasgianto.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement