Senin 20 Feb 2023 13:59 WIB

Jawab Sindiran Megawati Soal Pengajian, Mamah Dedeh: Ibu Rajin Ngaji Tahu Hargai Waktu

Mamah Dedeh sebut tak perlu khawatirkan ibu-ibu pengajian soal membagi waktu.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Agus raharjo
Ustazah Mamah Dedeh memberikan tausiyah saat acara Festival Republik dan Dzikir Nasional 2019 di Masjid Agung At- Tin, Jakarta, Selasa (31/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ustazah Mamah Dedeh memberikan tausiyah saat acara Festival Republik dan Dzikir Nasional 2019 di Masjid Agung At- Tin, Jakarta, Selasa (31/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustazah Mamah Dedeh menanggapi pidato Megawati Sukarnoputri terkait ibu-ibu pengajian. Dalam pidatonya, Megawati mengingatkan agar ibu-ibu pengajian tidak melupakan tugasnya mengurus anak supaya anak tidak kekurangan gizi.

Mamah Dedeh mengatakan, tidak perlu khawatir terhadap ibu-ibu yang ikut pengajian. Sebab, guru mengajinya sudah tahu cara membagi waktu yang baik.

Baca Juga

"Tidak usah khawatir, ibu-ibu yang ikut pengajian, saya sebagai guru mengajinya sudah tahu waktu," kata Mamah Dedeh kepada Republika.co.id, Senin (20/2/2023).

Ia menjelaskan, guru mengaji dan ibu-ibu yang ikut pengajian tahu cara membagi waktu untuk mengurus keluarga, suami, anak-anak, memasak, dan berbenah rumah. Mamah Dedeh menegaskan, justru ibu-ibu yang rajin ke pengajian tahu caranya membagi waktu dan menghargai waktu.

"Jangan khawatir, justru ibu-ibu yang rajin ngaji dia tahu persis membagi waktu dan menghargai waktu, kita yang mengatur waktu, bukan waktu yang mengatur kita," ujar Mamah Dedeh.

Sebelumnya, Ketua Dewan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Megawati, menjadi sorotan kembali setelah pidatonya memicu kontroversi di media sosial (medsos). Pidato Megawati itu terucap saat ia menjadi pemateri dalam Seminar Nasional Pancasila dalam Tindakan: 'Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting, Kekerasan Seksual pada Anak dan Perempuan, Kekerasan dalam Rumah Tangga, serta Mengantisipasi Bencana' di Jakarta Selatan pada Kamis (16/2/2023).

Salah satu pidato Megawati yang kontroversial adalah ketika membahas masalah anak stunting. Dia mengaitkannya dengan aktivitas keagamaan kaum ibu, yang waktunya tersita untuk pengajian sehingga lupa mengurus anak. Alhasil, ia sampai berpesan agar kaum ibu bisa membagi waktu, agar waktunya tak habis untuk pengajian dan melupakan asupan gizi anak.

"Saya melihat ibu-ibu tuh ya maaf ya sekarang kan kayaknya budayanya beribu maaf, jangan lagi saya di-bully. Kenapa toh seneng banget ngikut pengajian ya? Iya lho, maaf beribu maaf, saya sampai mikir gitu lho," kata Megawati di acara yang dihadiri Republika.co.id tersebut.

"Ini pengajian iki sampai kapan tho yo? Anake arep dikapake (anaknya mau diapakan), he, iya dong. Boleh bukan ga berarti boleh, saya pernah pengajian kok," kata Megawati.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Muhammad Cholil Nafis, juga menanggapi pidato Megawati Sukarnoputri terkait ibu-ibu pengajian. Kiai Cholil mengatakan, ibu-ibu yang rajin ke pengajian tidak menelantarkan anak-anaknya. Karena kebanyakan ibu-ibu yang datang ke pengajian, anak-anaknya sudah besar.

Ia mengingatkan, bahkan ibu-ibu yang datang ke pengajian lebih sebentar menghabiskan waktu, ketimbang ibu-ibu yang bekerja kantoran atau menjalankan bisnis.

"Waktunya untuk ngaji lebih sebentar daripada wanita yang kerja kantoran atau bisnis," kata Kiai Cholil kepada Republika.co.id, Ahad (19/2/2023).

Ia menambahkan, malah dengan ikut pengajian ibu-ibu jadi tahu dan peduli mengurus anak. Sebab, tidak ada ceritanya ibu-ibu rajin pengajian jadi bodoh dan tidak kreatif.

Ia menerangkan, ngaji melatih hati dan mengkaji melatih pikir. Keduanya banyak yang bisa memadukan sekaligus. "Soal tidak senang ngaji, tak apalah, tapi tak usah usil dengan ibu-ibu yang rajin ngaji sampai kapan pun," ujar Kiai Cholil.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement