Senin 20 Feb 2023 15:20 WIB

Saksi Ungkap Ada Pihak yang Kaitkan Peredaran Sabu dengan Irjen Teddy

Saksi mengaku tak mengetahui sabu-sabu merupakan milik Teddy Minahasa.

Terdakwa kasus narkoba Teddy Minahasa saat mengikuti sidang perdana di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Kamis (2/2/2023). Sidang tersebut beragendakan pembacaan dakwaan oleh jaksa penuntut umum. Mantan Kapolda Sumatera Barat itu didakwa diduga menawarkan, membeli, menjual dan menjadi perantara narkotika  golongan I bukan tanaman jenis sabu hasil barang sitaan seberat lebih dari 5 gram.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Terdakwa kasus narkoba Teddy Minahasa saat mengikuti sidang perdana di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Kamis (2/2/2023). Sidang tersebut beragendakan pembacaan dakwaan oleh jaksa penuntut umum. Mantan Kapolda Sumatera Barat itu didakwa diduga menawarkan, membeli, menjual dan menjadi perantara narkotika golongan I bukan tanaman jenis sabu hasil barang sitaan seberat lebih dari 5 gram.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Terdakwa kasus peredaran narkoba sekaligus mantan kapolda Sumatra Barat, Irjen Pol Teddy Minahasa mengungkapkan, selama pemeriksaan ada pihak yang sengaja mengaitkan dirinya dengan kasus peredaran sabu di Jakarta. Hal tersebut dikatakan Teddy saat bertanya kepada salah satu saksi bernama Janto Situmorang di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Barat, Senin (20/2/2023).

"Apakah selama proses penyidikan di Polda Metro Jaya pernah ada yang mengarahkan saudara untuk mengait-ngaitkan nama saya dalam perkara ini?," tanya Teddy kepada Janto.

Baca Juga

"Kalau untuk itu ada Pak," kata Janto di sidang.

Saat ditanya siapa saja penyidik yang mengaitkan kasus peredaran sabu dengan Teddy, Janto mengaku tidak tahu. "Kalau untuk yang mengarahkan itu nama-namanya saya enggak tau karena waktu penyidikan di awal-awal itu kan banyak kita ditarik ke unit sana ditarik ke unit sini, itu polisi Pak," kata Janto.

Janto juga mengaku tidak tahu bahwa sabu yang dia jual merupakan milik Teddy Minahasa. Hal yang sama juga dikatakan Nasir selaku nelayan yang membeli sabu. Dia mengaku tidak mengetahui sabu tersebut milik Teddy Minahasa.

Dia hanya mengaku mendapatkan sabu tersebut dari salah seorang polisi bernama Janto. Teddy pun menyudahi pertanyaannya kepada dua saksi.

"Tidak ada yang keberatan tapi saya hanya merespon atas pertanyaan jaksa kepada saksi tadi, bahwa apakah sabu itu berasal dari Bukit Tinggi," kata Teddy kepada Hakim ketua, Jon Sarman Saragih.

Janto merupakan personel Kepolisian yang ditugaskan mantan Kapolsek Kali Baru, Kompol Kasranto, untuk menjual sabu yang diduga milik Teddy Minahasa. Sabu tersebut dijual Janto kepada beberapa orang, salah satunya yakni Nasir. Nasir membeli sabu seberat satu ons dari Janto dengan harga Rp 50 juta.

Polda Metro Jaya menyatakan Irjen Pol Teddy Minahasa telah memerintahkan anak buahnya untuk menyisihkan barang bukti narkotika jenis sabu-sabu dari hasil pengungkapan kasus untuk diedarkan. Polres Bukit Tinggi awalnya hendak memusnahkan 40 kilogram sabu, namun Irjen Pol Teddy Minahasa diduga memerintahkan untuk menukar sabu sebanyak lima kilogram dengan tawas.

Penggelapan barang bukti narkoba tersebut akhirnya terbongkar dengan rangkaian pengungkapan kasus narkotika oleh Polres Metro Jakarta Pusat dan Polda Metro Jaya. Sebanyak 1,7 kilogram sabu telah berhasil diedarkan sedangkan 3,3 kilogram sisanya berhasil disita oleh petugas.

Adapun pasal yang disangkakan kepada Teddy, yakni Pasal 114 Ayat 3 sub Pasal 112 Ayat 2 Jo Pasal 132 Ayat 1 Jo Pasal 55 UU Nomor 35 Tahun 2009 dengan ancaman maksimal hukuman mati dan minimal 20 tahun penjara.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement