Senin 20 Feb 2023 16:30 WIB

PAN Terbuka Terima Warga Nahdliyin, Empat Gus dari Pesantren di Jatim Bergabung

Ketum PBNU menegaskan tak haram bagi warga Nahdliyin mencoblos PAN.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Agus raharjo
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, dan Ustaz Adi Hidayat saat menghadiri Simposium Satu Abad NU di Surabaya, Sabtu (18/2/2023).
Foto: istimewa
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, dan Ustaz Adi Hidayat saat menghadiri Simposium Satu Abad NU di Surabaya, Sabtu (18/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Jawa Timur, Ahmad Rizki Sadig menyatakan, partainya berupaya mengakomodasi seluruh suara masyarakat tanpa membedakan golongan. Termasuk untuk warga Nahdliyin, meskipun sejak awal didirikan, PAN merupakan basis Muhammadiyah.

"Jadi kami berharap bisa mengakomodasi semua warna. Seperti kata Pak Ketua Umum (Zulhas) matahari (lambang PAN) itu kan menyinari semuanya. Ini kan partai politik, bukan organisasi keagamaan," ujarnya, Senin (20/2/2023).

Baca Juga

Rizki mengaku, untuk Pemilu serentak 2024 sudah ada empat Gus dari empat pondok pesantren berbasis NU di Jatim, yang merapat ke PAN. Yaitu Gus Syaiful Nuri (Mas Ipung) dari Ponpes Sidogiri, Pasuruan; Gus Ahmad Abdul Qodir dari Ponpes Syaikh Abdul Qodir Jailani, Probolinggo; Gus Afif dari Pondok pesantren Amanatul Ummah, Mojokerto; dan Gus Sakti dari Pondok Pesantren Peta, Tulungaagung.

"Sekarang ada empat Gus dari representasi kalangan Nahdliyin ataupun pesantren. Ini artinya PAN berada di jalur yang sudah benar, barada di jalur on the track," ujarnya.