REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Tasikmalaya sudah menerima laporan soal masalah bau sampah di SDN Argasari. Bau itu berasal dari tempat pembuangan sementara (TPS) sampah di Jalan Bantar, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, yang jaraknya tak jauh dari SDN Argasari.
Bau sampah itu dilaporkan tercium sampai ruang kelas di SDN Argasari. Jika bau sampah menyengat dinilai sudah mengganggu, kegiatan belajar mengajar dipindah ke luar kelas.
Kepala Disdik Kota Tasikmalaya Ely Suminar mengaku pihaknya sudah lama mendapatkan laporan terkait bau sampah di SDN Argasari. Masalah itu disebut telah dilaporkan ke pimpinan daerah.
Namun, Ely mengakui belum ada solusi atas masalah tersebut. “Sejak awal Pak Pj (Penjabat Wali Kota Tasikmalaya) bertugas, kami sudah melaporkan masalah itu. Namun, belum ada solusi. Jadi, kita masih menunggu,” kata dia kepada Republika, Senin (20/2/2023).
Kendati demikian, menurut Ely, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya terus memantau kondisi sampah di TPS Jalan Bantar. Di ruang kerja Pj Wali Kota Tasikmalaya pun disebut terdapat layar monitor yang memantau langsung kondisi di Jalan Bantar melalui CCTV.
Ely mengatakan, pihak SDN Argasari mengusulkan agar TPS di Jalan Bantar dipindahkan. Dengan begitu, diharapkan bau sampah tidak lagi tercium di sekolah.
“Kami upayakan penanganannya, tapi pemerintah mungkin masih mencari lahan. Sementara, kami minta sampah di sana diangkut dengan cepat, jadi tidak menumpuk lama,” kata Ely.
Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SDN Argasari, Zaenal Ismail, Senin (20/2/2023), menjelaskan, bau sampah yang tercium di sekolahnya ini persoalan menahun. Pihak sekolah disebut telah menempuh berbagai cara agar persoalan tersebut bisa ditangani. Namun, sampai saat ini persoalan tersebut masih terjadi.
Zaenal mengatakan, bau sampah itu sangat mengganggu kegiatan belajar mengajar (KBM). Terutama di kelas I dan kelas IV, yang letak ruangannya paling dekat dengan TPS. Tak jarang KBM dilaksanakan di luar ruang kelas karena bau sampah lebih menyengat selepas hujan.
“Kalau guru sudah mencium bau menyengat, pasti pindah. Tidak memaksakan belajar di kelas, tapi pindah ke mushala, perpustakaan, atau di lapangan. Apalagi kalau habis hujan,” kata Zaenal.