Senin 20 Feb 2023 21:23 WIB

Mabes Polri Tegaskan Heli yang Ditumpangi Kapolda Jambi Mendarat Darurat Bukan Jatuh

Pada Senin sore, proses evakuasi via jalur udara dihentikan karena terkendala cuaca.

Tim SAR gabungan TNI, Polri, dan Basarnas bersiap sebelum diberangkatkan menuju Kabupaten Kerinci menggunakan helikopter AW189 dan helikopter Bell 429 milik Korpolairud Baharkam Polri dari Bandara Sultan Thaha lama, Jambi, Senin (20/2/2023). Selain menggunakan jalur darat, upaya evakuasi kecelakaan helikopter yang ditumpangi Kapolda Jambi di Bukit Tamiai, Muara Emat, Kabupaten Kerinci pada hari kedua pascakecelakaan juga diusahakan menggunakan jalur udara.
Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Tim SAR gabungan TNI, Polri, dan Basarnas bersiap sebelum diberangkatkan menuju Kabupaten Kerinci menggunakan helikopter AW189 dan helikopter Bell 429 milik Korpolairud Baharkam Polri dari Bandara Sultan Thaha lama, Jambi, Senin (20/2/2023). Selain menggunakan jalur darat, upaya evakuasi kecelakaan helikopter yang ditumpangi Kapolda Jambi di Bukit Tamiai, Muara Emat, Kabupaten Kerinci pada hari kedua pascakecelakaan juga diusahakan menggunakan jalur udara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo menegaskan, helikopter yang membawa Kapolda Jambi Irjen Pol. Rusdi Hartono dan rombongan melakukan pendaratan darurat diduga karena cuaca buruk, bukan karena alami kecelakaan atau jatuh. Pada Senin (20/2/2023) sore, proses evakuasi melalui jalur udara dihentikan karena terkendala cuaca buruk.

"Mendarat darurat. Sekali lagi saya tekankan mendarat darurat. Jangan sampai ada diksi-diksi yang berbeda-beda lagi," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Senin (20/2/2023).

Baca Juga

Dedi menjelaskan, pada saat helikopter jenis Bell 412 SP dengan nomor Registrasi P-3001 terbang membawa delapan orang penumpang cuaca sedang berkabut. Sehingga, heli terpaksa melakukan pendaratan darurat.

"Pak Kapolri sudah menyampaikan, laporan awal yang kami terima dari Kabid Humas dan Wakapolda Jambi adalah mendarat darurat. Karena apa? Faktor cuaca. Cuaca berkabut itu ketika masuk cuaca berkabut, sudah tidak bisa lihat apa-apa," kata jenderal bintang dua itu.

Akan tetapi, lanjut Dedi, Polri melakukan investigasi terkait pendaratan darurat yang dialami helikopter yang membawa delapan orang penumpang tersebut. Ia juga belum bisa memastikan, apakah puing-puing yang ada di lokasi tempat Kapolda Jambi mendarat darurat adalah bagian dari helikopter atau tidak seperti video yang beredar di media sosial.

"Ini kan proses investigasi masih berlanjut ya," ucap Dedi.

Menurut Dedi, lokasi tempat heli mendarat darurat berupa tebingan sehingga tim evakuasi jalur darat tidak bisa melakukan pendaratan, sehingga personel SAR turun dari helikopter secara vertikal. Dari lokasi itu tim evakuasi turun dari helikopter, personel masih harus berjalan kaki turun ke bawah, posisi Kapolda dan rombongan berada di tebing-an.

Tim evakuasi darat maupun udara yang sudah berada di lokasi Kapolda Jambi telah memberikan pertolongan pertama kepada korban yang luka-luka. Termasuk Kapolda Jambi yang mengalami luka cukup parah, patah tangan bagian kanan.

"Kru heli yang kami temukan dalam kondisi sehat, tim evakuasi juga sudah membuat terpal dan juga api unggun dan kegiatan-kegiatan penyelamatan lainnya," ujarnya.

Evakuasi Kapolda Jambi tidak bisa dilakukan melalui jalur darat karena medan yang sulit serta jarak tempuh yang jauh. Sehingga upaya evakuasi dilakukan melalui jalur udara.

Terhitung pukul 17.30 WIB proses evakuasi Kapolda Jambi dan rombongan dihentikan sementara karena cuaca tidak mendukung. Jika pada pukul 20.00 WIB cuaca belum juga mendukung, maka evakuasi dilanjutkan Selasa (21/2/2023).

Helikopter Polri melakukan pendaratan darurat membawa delapan orang penumpang yang terdiri atas Kapolda Jambi Irjen Pol. Rusdi Hartono, Dirreskrimum Kombes Pol. Andri Ananta, Dirpolairud Polda Jambi, Kombes Pol. Muchael Bumbunan, Korpspripim Polda Kompol A Yani Jambi dan seorang ADC Kapolda Jambi, serta tiga kru helikopter AKP Ali, AKP Amos F, Aipda Susilo.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement