REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Jumlah korban meninggal akibat gempa di Turki naik menjadi 41.020 jiwa pada Ahad (19/2/2023) malam waktu setempat. Angka baru menambah jumlah korban jiwa mendekati angka 47 ribu.
Angka tersebut termasuk 5.900 jiwa meninggal yang dilaporkan di Suriah. Data kematian korban gempa Suriah memang tidak sesering dari laporan data yang dirilis Turki. Namun operasi pencarian dan penyelamatan di sepanjang wilayah perbatasan Turki dan Suriah hampir berakhir.
Kepala Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD), Yunus Sezer mencatat misi untuk pencarian korban secara resmi telah berakhir di sembilan provinsi yang dilanda gempa, kecuali Kahramanmara dan Hatay. Menurutnya, upaya pencarian dan penyelamatan berlanjut di hampir 40 gedung, sementara lebih dari 6.000 kontainer telah disiapkan.
Pihaknya juga mencatat sejauh ini lebih dari 460.900 orang telah dievakuasi. "Saat ini kami menampung 318.970 korban yang dievakuasi dari wilayah yang dilanda gempa di wisma dan hotel umum," kata Sezer seperti dilansir laman Anadolu Agency, Senin (20/2/2023).
"Kami terus menampung lebih dari 1 juta korban bencana di wilayah ini di kota tenda, kota kontainer, dan penginapan umum," ujarnya menambahkan.
Sezer mengatakan bahwa bantuan tunai sebesar 10.000 lira Turki (531 dolar AS) telah diberikan kepada hampir 800.000 warga. Sementara itu, PBB memperkirakan 8,8 juta orang terkena dampak bencana di Suriah.
"Mayoritas diperkirakan membutuhkan beberapa bentuk bantuan kemanusiaan," tulis Wakil Perwakilan PBB untuk Suriah Najat Rochdi di Twitter pada Ahad seperti dikutip Korea Times, Senin. "PBB berkomitmen penuh untuk berbuat lebih banyak untuk membantu semua warga Suriah," katanya.
Aktivis dan pekerja bantuan di daerah yang dikuasai pemberontak di barat laut Suriah mengeluhkan kurangnya bantuan PBB pada hari-hari setelah gempa 6 Februari. Sejauh ini, lebih dari 140 truk yang membawa bantuan PBB telah melakukan perjalanan dari Turki ke Suriah barat laut yang dikuasai pemberontak sejak bencana.
Di daerah tersebut lebih dari 9.000 bangunan hancur seluruhnya atau sebagian dan menyebabkan sedikitnya 11.000 orang kehilangan rumah. Menurut PBB, kebutuhan paling mendesak dari mereka yang terkena dampak saat ini termasuk tempat berlindung seperti tenda.
Gempa berkekuatan 7,7 skala Richter pertama melanda Turki dan Suriah pada dini hari 6 Februari lalu. Kemudian gempa besar lainnya melanda pada siang hari dan telah terjadi lebih dari 6.000 gempa susulan menurut AFAD.
Gempa dahsyat tersebut menghancurkan atau merusak sekitar 105 ribu bangunan dan menyebabkan puluhan ribu orang kehilangan tempat tinggal di tenggara Turki. AFAD mencatat lebih dari 1,2 juta orang diyakini telah dievakuasi dari zona bencana Turki tenggara. Lebih dari 1 juta penduduk setempat saat ini tinggal di tempat penampungan sementara di provinsi yang dilanda gempa.