REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Direktur Sales and Distribution Bank Syariah Indonesia (BSI) Anton Sukarna menjelaskan dalam konsep islamic management, zakat, infak, sedekah dan wakaf (ziswaf) termasuk wealth purification yaitu memurnikan harta. Mengingat sebagian harta yang dimiliki ada hak orang lain sehingga ziswaf sebagai salah satu cara memberikan hak orang lain.
"Bagi Muslim, ziswaf juga menjadi salah satu cara mendapatkan pahala jariyah, seperti konsep investasi, ziswaf akan menjadi kebaikan untuk di akhirat," ujar Anton kepada Republika, Senin (20/2/2023)
Anton mengatakan, BSI juga turut mengembangkan lembaga ziswafnya karena menurut BSI, peran bank syariah tidak cukup hanya menjalankan tugas-tugas perbankan, tapi ada misi penggerak zakat, infak, serta sedekah. Di sisi lain, menurutnya potensi ziswaf sangat besar di Indonesia.
"Potensi zakat bisa mencapai Rp 327 triliun di 2030. Apalagi diperkuat dengan wakaf, akan bisa menjadi bahan bakar mendorong ekosistem syariah," kata Anton.
Pada 2022, BSI Maslahat telah menghimpun dana ziswaf hingga Rp 228 miliar pada 2022. Angka tersebut tumbuh pesat atau 67 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Penyaluran dana ziswaf di BSI Maslahat juga meningkat 12,7 persen yoy menjadi Rp 177 miliar. Dana ziswaf dari BSI Maslahat pada 2022 juga telah menjangkau hingga 33 provinsi.
Penyaluran dananya telah diberikan kepada 1.470 penerima beasiswa, 240 sekolah, 72 kampus, enam pondok pesantren, 13 desa diberdayakan, 477 usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) established, 3.541 titik penyaluran karitas, 469 masjid, enam program desa baru, serta 171 lembaga mitra.
Seiring dengan transformasi digital, penyaluran dana ziswaf melalui platform digital juga terus bertambah. Porsi penghimpun serta penyaluran dana ziswaf di BSI Maslahat melalui platform digital itu kini mencapai 40 persen.