Selasa 21 Feb 2023 03:48 WIB

Buya HAMKA: Orang Betawi dan Penjajah Seperti Minyak dan Air tak Bisa Bercampur

Buya HAMKA menyampaikan pujiannya untuk orang Betawi yang memegang teguh ajaran agama.

Rep: Kurusetra/ Red: Partner
Buya Hamka puji orang Betawi yang memegang teguh ajaran agama Islam.
Buya Hamka puji orang Betawi yang memegang teguh ajaran agama Islam.

Buya Hamka puji<a href= orang Betawi yang memegang teguh ajaran agama Islam." />
Buya Hamka puji orang Betawi yang memegang teguh ajaran agama Islam.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Ada hal menarik yang dikemukakan budayawan dan politisi Betawi, almarhum Ridwan Saidi, dalam bukunya Betawi Dalam Perspektif Kontemporer. Ridwan Saidi menyebutkan Islam memberi makna eksistensial akan keberadaan orang Betawi pada era penjajahan Belanda, berupa zikir, ratib, pembacaan Manakib Syekh Saman, Maulid Berjanji, dan Diba.

Semuanya, kata Ridwan Saidi, merupakan ekspresi pengagungan pada Asma Allah, sekalipun pernyataan diri: Isyhadu bi ana Muslimin (saksikanlah bahwa kami orang-orang Islam). "Ini suatu ekspresi teologis yang nyaris sepi dari politik, tetapi nyatanya orang Belanda dibuat tidak berkutik," tulis Ridwan.

BACA JUGA: Gus Baha: Jadilah Orang NU tanpa Membenci Muhammadiyah

Sejalan dengan pemikiran Ridwan Saidi, Buya HAMKA menyampaikan pujiannya untuk orang Betawi. Dalam dalam suatu seminar pada Mei 1987, Buya HAMKA menyebut yang membuat orang Betawi sekalipun dijajah, antara penjajah dan terjajah seperti minyak dan air yang tidak bisa bercampur.

Hamka yang pernah menjadi ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) pertama dan pernah tinggal di perkampungan Betawi di Sawah Besar, menulis: ”Pukulan yang diderita oleh orang Betawi dari penjajah sangatlah parahnya. Dari segi ekonomi, orang Jakarta umumnya hidup dalam kemelaratan, dalam tanah-tanah terpencil."

BACA JUGA: Gus Baha Ditanya Kiai Sepuh: Rokok Haram atau tidak? Barang Haram Memang Bagusnya Dibakar

"Sekalipun rumah-rumah orang Jakarta terdiri dari dinding bambu anyaman dan atap rumbia dan tinggal di tempat yang becak, tapi bila waktu fajar tiba, mereka berbondong-bondong melaksanakan salat Subuh. Lalu, membaca ratib bersama: Lailaha ilallah."

Saat ini ketika bangunan fisik tidak pernah berhenti berdiri di Jakarta, arus-arus majelis taklim atau taman-taman surga tetap mengalir di berbagai permukiman orang Betawi. Dari masjid dan mushala setiap waktu salat akan terdengar suara azan yang kumandangnya terdengar ke gedung-gedung pencakar langit.

BACA JUGA: Jakarta Surganya Majelis Taklim untuk Ibu-Ibu Pengajian

.

BACA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:

> Daftar Akun Google, Praktis Bisa dari HP Android atau iPhone

> Download GB WhatsApp (GB WA) New 2023, Gratis, Gampang, Jaminan Anti-blokir

> Cara Login Akun Google yang Sudah Logout Lewat HP dan LaptopSnapTik,

> SnapTik, Download Video TikTok tanpa Watermark, Gratis dan Simpel Cara Pakainya

> Y2Mate, Download Lagu Sepuasnya Gratis

> Download GB WhatsApp (GB WA), Gratis Dapatkan Setumpuk Fitur Menarik dalam Satu Genggaman

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: [email protected]. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

sumber : https://kurusetra.republika.co.id/posts/202732/buya-hamka-orang-betawi-dan-penjajah-seperti-minyak-dan-air-tak-bisa-bercampur
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement