REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ratusan masjid Inggris mengambil bagian dalam aksi selama seminggu untuk meningkatkan kesadaran tentang Masjid Al Aqsa Yerusalem dan penderitaan warga Palestina. Al Aqsa, yang terletak di Kota Tua, adalah situs tersuci ketiga dalam Islam.
Upaya kampanye ini digelar oleh Friends of al-Aqsa (FOA). Mereka menyebut komunitas di lima benua telah mengambil bagian dalam pembicaraan pendidikan, lokakarya dan kegiatan anak-anak.
"Dalam konteks meningkatnya ancaman Israel terhadap Al Aqsa, sungguh luar biasa melihat begitu banyak individu dan komunitas berkumpul untuk menyebarkan kesadaran tentang al-Aqsa dan penderitaan rakyat Palestina," ujar Ketua FOA Ismail Patel, dikutip di Morning Star Online, Selasa (21/2/2023).
Masjid Al Aqsa saat ini dikelola oleh Yordania. Bangunan ibadah ini terletak di sebuah kompleks yang disebut oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount atau tempat tersuci dalam kepercayaan Yahudi.
Beberapa tahun terakhir telah terlihat serbuan oleh pemukim Israel ultra-nasionalis ke dalam kompleks untuk berdoa. Hal ini dianggap sebagai provokasi bagi Muslim di Palestina dan di seluruh dunia. Tidak hanya itu, Pemerintah Israel juga dikabarkan sering membatasi akses ke masjid, bahkan terkadang dengan memblokir pintu masuk Muslim ke dalam kompleks.
Awal Januari ini, dunia Muslim digemparkan oleh aksi yang dilakukan Menteri Keamanan ekstrem kanan Itamar Ben-Gvir, dilaporkan menyerbu kompleks Al Aqsa, Selasa (3/1/2023). Pria yang dikenal karena retorika kekerasannya terhadap warga Palestina ini sebelumnya telah berkali-kali menyerbu kompleks Al Aqsa sebagai anggota Knesset.
Penyerbuan ke dalam kompleks Al Aqsa yang dilakukan oleh Ben-Gvir itu terjadi hanya beberapa hari setelah pemerintahan baru Benjamin Netanyahu dilantik pada Kamis (29/12/2022). Atas perilakunya ini, banyak pihak mengeluarkan kecaman.
Kepresidenan Palestina mengutuk kunjungan Menteri Israel ke kompleks masjid. Mereka menyerukan Amerika Serikat untuk memaksa otoritas Israel menghentikan eskalasi sebelum terlambat.
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi juga menyesalkan praktik otoritas pendudukan Israel yang merusak upaya perdamaian internasional. Aksi tersebut dinilai bertentangan dengan prinsip dan norma internasional, mengenai penghormatan terhadap tempat suci agama.