Selasa 21 Feb 2023 08:43 WIB

UEA Umumkan Aturan Selama Ramadhan untuk Non-Muslim

Non-Muslim diharapkan untuk menghindari perilaku agresif.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Pemandangan umum Masjid Al Noor selama Festival Cahaya Sharjah di emirat Teluk Sharjah, Uni Emirat Arab, 13 Februari 2022. UEA Umumkan Aturan Selama Ramadhan untuk non-Muslim
Foto: EPA-EFE/ALI HAIDER
Pemandangan umum Masjid Al Noor selama Festival Cahaya Sharjah di emirat Teluk Sharjah, Uni Emirat Arab, 13 Februari 2022. UEA Umumkan Aturan Selama Ramadhan untuk non-Muslim

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Bulan Ramadhan adalah waktu khusus bagi umat Islam di seluruh dunia, tidak terkecuali komunitas Muslim Uni Emirat Arab (UEA). Di UEA, bulan suci ditandai dengan berbagai tradisi dan kebiasaan yang diikuti oleh umat Islam, serta non-Muslim yang tinggal atau berkunjung ke negara tersebut.

Ramadhan adalah bulan kesembilan dari kalender Islam dan ditandai sebagai waktu puasa, refleksi spiritual, pengabdian dan peningkatan amal. Awal Ramadhan berubah setiap tahunnya berdasarkan kalender Islam.

Baca Juga

Tahun ini, Ramadhan diperkirakan mulai pada 22 atau 23 Maret hingga 21 April 2023. Namun, tanggalnya bisa berbeda berdasarkan penampakan hilal baru yang menandakan datangnya bulan Syawal atau setelah hari ke-30 Ramadhan.

Bagi penduduk atau turis non-Muslim di UEA, penting untuk memahami aturan dan etiket seputar Ramadhan. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan rasa hormat terhadap budaya dan tradisi setempat.

Dilansir di Al Arabiya, Selasa (21/2/2023), berikut ini adalah ikhtisar aturan non-Muslim selama Ramadhan, termasuk jam kerja yang diharapkan. Meski non-Muslim tidak diharuskan berpuasa selama bulan ini, tetapi mereka diharapkan dapat menghormati adat dan tradisi Bulan Suci Ramadhan.

Pemerintah UEA memiliki aturan bagi non-Muslim untuk diikuti selama Ramadhan. Di antaranya adalah menahan diri dari makan, minum, merokok, atau mengunyah permen karet di depan umum selama jam puasa.

Non-Muslim diharapkan untuk menghindari perilaku agresif, memainkan musik dengan keras, mengenakan pakaian yang tidak pantas dan menggunakan bahasa yang menyinggung. Mereka juga diimbau menerima undangan buka puasa dan bergabung dalam semangat atau euforia yang ada.

Ketika sebagian besar orang di UEA akan berpuasa di siang hari, beberapa mal dan restoran akan tetap buka selama Ramadhan untuk melayani non-Muslim, anak-anak, maupun orang tua.

Tidak hanya itu, selama Ramadhan mereka yang bekerja di UEA akan mendapati jam kerja yang lebih pendek. Sesuai undang-undang perburuhan negara, pekerja sektor swasta diharuskan bekerja delapan jam per hari atau 48 jam per minggu.

Namun selama bulan suci Ramadhan, jam kerja ini dikurangi dua jam. Artinya, para pekerja hanya diwajibkan bekerja enam jam per hari atau 36 jam per minggu.

Waktu yang diperlukan untuk pulang pergi dari tempat tinggal ke tempat kerja tidak akan menjadi jam kerja, kecuali untuk kategori pekerja tertentu sebagaimana ditentukan oleh Peraturan Eksekutif Undang-Undang Ketenagakerjaan.

Terakhir, disebutkan tahun ini mereka yang berpuasa selama Ramadhan akan mempertahankan puasanya hingga 14 jam per hari. Setiap hari, durasi puasa akan bertambah beberapa menit sehingga penting untuk merencanakan hari dengan tepat. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement