REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Gempa terbaru di Turki dan Suriah memakan korban jiwa tambahan. Pada gempa ini dilaporkan delapan orang meninggal dunia, menambah jumlah gempa dahsyat dua minggu lalu yang menewaskan hampir 45 ribu orang.
Otoritas manajemen bencana Turki mengatakan, enam orang meninggal dan 294 lainnya terluka dengan 18 dalam kondisi kritis setelah gempa berkekuatan 6,4 pada Senin (20/2/2023). Laporan media pro-pemerintah Suriah, seorang perempuan dan seorang gadis meninggal akibat kepanikan selama gempa bumi di provinsi Hama dan Tartus.
Organisasi pertahanan sipil Suriah barat laut White Helmets mengatakan, sekitar 190 orang menderita luka yang berbeda di Suriah barat laut yang dikuasai pemberontak, kebanyakan kasus atau patah tulang dan memar. Beberapa bangunan tipis runtuh dan tidak ada kasus dengan orang terjebak di bawah reruntuhan.
Pusat gempa berada di kota Defne, di provinsi Hatay Turki, yang berbatasan dengan Suriah. Getaran gempa itu juga dirasakan di Yordania, Siprus, Israel, Lebanon dan sejauh Mesir, dan diikuti oleh gempa kedua berkekuatan 5,8 SR, dan puluhan gempa susulan.
Hatay adalah salah satu provinsi yang paling terpukul di Turki dalam gempa berkekuatan 7,8 SR yang terjadi pada 6 Februari. Ribuan bangunan hancur di provinsi itu dan gempa terbaru ini semakin merusak bangunan. Kantor gubernur di Antakya, jantung sejarah Hatay, juga dirusak.
Pejabat telah memperingatkan korban gempa untuk tidak pergi ke sisa-sisa rumah yang masih bertahan. Namun orang-orang melakukannya untuk mengambil sisa benda yang tersisa, sehingga mereka terjebak dalam gempa baru.
Mayoritas kematian dalam gempa besar 6 Februari yang diikuti oleh gempa berkekuatan 7,5 pada sembilan jam kemudian terjadi di Turki dengan sedikitnya 41.156 orang tewas. Pusat gempa berada di provinsi Kahramanmaras selatan.
Pihak berwenang mengatakan lebih dari 110 ribu bangunan di 11 provinsi Turki yang dilanda gempa hancur atau rusak parah sehingga perlu dirobohkan.