REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Syaban memiliki banyak keutamaan yang salah satunya ialah puasa Sya'ban. Ada beberapa hal yang perlu disiapkan untuk dapat melaksanakan ibadah puasa Sya'ban.
Langkah pertama adalah niat puasa Sya'ban. Adapun bacaan niat puasa Sya'ban, sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ شَعْبَانَ لِلهِ تَعَالَى
Bacaan latin: Nawaitu shouma ghodin 'an adaa'i sunnati Sya'bana lillaahi ta'aalaa
Artinya: Aku berniat puasa sunnah Syaban esok hari karena Allah Ta'ala.
Ada beberapa dalil puasa Sya'ban. Di antaranya adalah hadits yang diriwayatkan dari Ali RA, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا يَوْمَهَا، فَإِنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى السَّمَاء الدُّنْيَا، فَيَقُولُ: أَلَا مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرَ لَهُ، أَلَا مِنْ مُسْتَرْزِقٍ فَأَرْزُقَهُ، أَلَا مِنْ مُبْتَلَى فَأُعَافِيَهُ، أَلَا كَذَا أَلَا كَذَا حَتَّى يَطَّلِعَ الْفَجْرَ
"Ketika malam Nisfu Sya'ban tiba, maka beribadahlah di malam harinya dan puasalah di siang harinya. Sebab, sungguh (rahmat) Allah turun ke langit dunia saat tenggelamnya matahari. Kemudian Dia berfirman, 'Ingatlah orang yang memohon ampunan kepadaKu maka Aku ampuni, ingatlah orang yang meminta rezeki kepada-Ku maka Aku beri rezeki, ingatlah orang yang meminta kesehatan kepada-Ku maka Aku beri kesehatan, ingatlah begini, ingatlah begini, sehingga fajar tiba.'" (HR Ibnu Majah)
Dalil lain tentang puasa Sya'ban yaitu hadits yang diriwayatkan dari Aisyah RA, dia berkata, "Rasulullah SAW berpuasa sehingga kami berkata beliau tidak berbuka, dan beliau senantiasa berbuka sehingga kami berkata beliau tidak berpuasa. Maka aku tidak melihat Rasulullah SAW menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadhan, dan aku tidak melihat puasa beliau yang lebih banyak (dari Ramadhan) kecuali (puasa) bulan Syaban." (HR An-Nasa'i)
Bulan Sya'ban adalah bulan yang memiliki keutamaan dalam Islam karena ada sebelum bulan suci Ramadhan. Komite Fatwa Akademi Riset Islam di Al-Azhar Mesir menjelaskan, bulan Sya'ban merupakan awal yang baik untuk mengawali ibadah puasa selama Ramadhan. Puasa Syaban seperti melakukan sholat sunnah qobliyah sebelum sholat wajib.
Puasa di bulan Syaban merupakan bentuk persiapan jiwa untuk melakukan ibadah puasa yang wajib bagi setiap Muslim. Karena itu pula, Rasulullah SAW sering berpuasa selama bulan Syaban. Ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad lebih memilih bulan Sya'ban untuk berpuasa ketimbang bulan yang lain. Begitupun generasi salaf terdahulu.
Abu Bakar al-Balkhi berkata, "Bulan Rajab adalah bulan menabur, bulan Syaban adalah bulan mengairi tanaman. Dan bulan Ramadhan adalah bulan memanen hasil bumi."
Dalam riwayat Usamah bin Zaid, dia berkisah, "Aku bertanya, 'Wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihat engkau berpuasa di bulan Syaban sebagaimana puasa di bulan-bulan lainnya?'
Kemudian Nabi SAW bersabda, "Bulan Syaban merupakan bulan di mana manusia melalaikannya antara bulan Rajab dan Ramadhan. Padahal Syaban adalah bulan diangkatnya amalan kebajikan kepada Rabb semesta alam. Aku cinta amalanku diangkat dalam keadaan aku berpuasa." (HR An-Nasai dan Abu Dawud)
Mantan Mufti Mesir, Syekh Dr Ali Jumah menjelaskan, seorang Muslim hendaknya mempersiapkan diri di bulan Syaban untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Dia memaparkan, ada berbagai ibadah yang bisa dilakukan di bulan Syaban sebagai bentuk persiapan tersebut.
"Antara lain dengan latihan puasa, tilawah Alquran, qiyamullail, berdzikir, berdoa dan ibadah-ibadah lainnya," tutur Syekh Ali Jumah, di laman Elbalad.
Syekh Jumah mengatakan, puasa Sya'ban akan memudahkan umat Muslim dalam melaksanakan ibadah puasa selama bulan suci Ramadhan. Sehingga tidak akan merasa berat dalam menjalankan ibadah yang mulia, yakni puasa Ramadhan.
Tata Cara
Adapun tata cara puasa Sya'ban, pertama adalah dengan niat sebagaimana telah dipaparkan di atas, yang dapat diucapkan pada saat malam hari. Niat tersebut juga dapat disampaikan di dalam hati.
Tata cara puasa Sya'ban kedua, yaitu dengan melaksanakan sahur. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Makan sahurlah, karena sesungguhnya sahur itu mengandung berkah." (HR Bukhori dan Muslim)
Ketiga, puasa Sya'ban dengan menghindari segala bentuk yang membatalkan puasa, seperti makan dan minum. Juga dilarang melakukan berbagai bentuk kemaksiatan yang dapat mengurangi atau bahkan menghapus pahala puasanya, seperti ghibah, perkataan buruk, marah, berdusta, dan perbuatan buruk lain.
Dalam kitab At-Targhib wat Tarhib, disebutkan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, "Siapa yang tidak mau meninggalkan ucapan palsu (berbohong) dan perbuatan jahil dan mengerjakan perbuatan jahil itu, maka tidak ada hajat bagi Allah (dalam puasanya) meskipun dia (puasa) meninggalkan makan dan minum. (HR Ibnu Majah)
Dalam riwayat lain, Nabi Muhammad bersabda, "Siapa yang tidak meninggalkan ucapan buruk dan kebohongan maka tidak ada hajat bagi Allah meski ia (puasa) meninggalkan makan dan minum. (HR Thabrani)
Tata cara keempat, yaitu bersegera dalam berbuka puasa ketika datang waktu Maghrib. Ada sejumlah dalil yang menerangkan tentang bersegera buka puasa. Nabi Muhammad bersabda, "Manusia akan selalu baik selama mereka cepat berbuka." (HR Muttafaq alaih)
Dalam sunnah amaliyah Rasulullah SAW, seperti diriwayatkan Anas RA, disebutkan, "Nabi Muhammad SAW berbuka puasa dengan memakan beberapa buah kurma setengah matang. Jika tidak ada, beliau memakan beberapa buah kurma masak. Jika tidak ada, beliau hanya meneguk beberapa tegukan air sebelum melaksanakan sholat Maghrib. (HR Ahmad)
Dalam riwayat lain, disebutkan pula, bahwa Rasulullah SAW tidak pernah menunaikan sholat Maghrib (pada bulan Ramadhan) sebelum berbuka puasa, meskipun beliau hanya berbuka dengan meminum air putih. (HR Abu Ya'la)
Sumber: