REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Ditjen Bimas Islam Muhammad Adib mengatakan, turunnya kemiskinan merupakan indikator kesuksesan zakat. Ia berharap, pengentasan kemiskinan yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai melalui gerakan zakat.
“Indikator keberhasilan zakat adalah kembali ke tujuan utamanya, yaitu mengentaskan kemiskinan. Jadi pertanyaan bagi semua amil zakat, 'sudah berapa banyak mustahik (penerima) yang berhasil dibebaskan dari kemiskinan?' Kita ingin syariat zakat benar-benar berhasil mencapai tujuannya,” kata Adib, saat ditemui di sela Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Zakat 2023 bertajuk 'Menguatkan Kolaborasi dan Sinergi Program Maslahat Keagamaan Umat', di Pullman Jakarta Central Park, Selasa (21/2/2023).
Adib mengatakan, dana sosial keagamaan dapat meningkatkan kesejahteraan umat jika dikelola dengan baik. Dana zakat, infak, dan sedekah punya potensi yang sangat besar.
"Kalau dikelola dan disalurkan dengan baik, accountable, dan tepat sasaran, akan mampu meningkatkan kesejahteraan dan (membangun) kemaslahatan bagi masyarakat,” ungkapnya.
Terkait itu, Adib menyampaikan, pengelolaan dana sosial yang baik dan tepat sasaran harus melibatkan banyak elemen. Menurutnya, sinergi dan kolaborasi dengan sejumlah pihak terkait penting dilakukan.
"(Pengelolaan dana sosial) Harus melibatkan banyak pihak. Hanya dengan cara itu sebuah program akan berhasil," ungkapnya.
Ia mengatakan, Rakornas Zakat 2023 bertujuan membangun sinergi program yang progresif, produktif, dan fokus pada peningkatan kesejahteraan umat. “Rakor ini bertujuan membangun sinergi yang lebih progresif, produktif, dan fokus meningkatkan kesejahteraan umat, konsolidasi organisasi, lembaga zakat, dan program-program pemberdayaan umat,” katanya.