Selasa 21 Feb 2023 20:57 WIB

PM Malaysia Instruksikan Penyelidikan Menyeluruh Terkait Skandal Pandora Papers

Pandora Papers berisi 11,9 juta dokumen keuangan rahasia dari puluhan negara.

 Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menginstruksikan badan terkait untuk melanjutkan penyelidikan menyeluruh terhadap skandal Pandora Papers yang mempublikasikan dugaan keterlibatan sejumlah tokoh di negara itu dalam menyalahgunakan kekuasaan guna memperkaya diri.
Foto: EPA-EFE/FAZRY ISMAIL
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menginstruksikan badan terkait untuk melanjutkan penyelidikan menyeluruh terhadap skandal Pandora Papers yang mempublikasikan dugaan keterlibatan sejumlah tokoh di negara itu dalam menyalahgunakan kekuasaan guna memperkaya diri.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim menginstruksikan badan terkait untuk melanjutkan penyelidikan menyeluruh terhadap skandal Pandora Papers yang mempublikasikan dugaan keterlibatan sejumlah tokoh di negara itu dalam menyalahgunakan kekuasaan guna memperkaya diri.

"Instruksi saya kepada badan-badan ini ialah untuk meneruskan penyelidikan menyeluruh dan saya mohon Yang Terhormat dan rekan anggota parlemen (sebanyak) 222 orang ini mengambil sikap yang tegas, jangan melindungi dan setelah ada penyelidikan terus membantah niat tersebut," kata Anwar dalam rapat dengar pendapat di Gedung Dewan Rakyat diikuti secara daring di Kuala Lumpur, Selasa (21/2/20223).

Baca Juga

Ia meminta jika ada bukti, ada fakta, maka harus ada tindakan yang diambil. Namun, jika tindakan diambil tanpa fakta maka itu boleh dianggap sebagai penyalahgunaan kuasa ataupun hanya motif politik.

"Tapi kalau uang miliaran atau ratus juta ringgit dikeluarkan (lalu) dilindungi karena dia menyokong kita, itu akan membawa kehancuran dan malapetaka ke negara kita," tegas Anwar.

Ia mengatakan ada 3.000 nama yang disebutkan dalam Pandora Papers, namun penyelidikan yang melibatkan Polisi Kerajaan Malaysia (PDRM), Komisi Antikorupsi Malaysia (MACC) dan Lembaga Hasil Dalam Negeri (IRB) fokus pada tokoh-tokoh besar di Malaysia, termasuk mantan perdana menteri dan mantan menteri keuangan yang diduga telah menyalahgunakan kekuasaannya untuk memperkaya diri saat menjabat.

Menurut dia, badan-badan yang sedang melakukan penyelidikan saat ini tentu memerlukan langkah-langkah yang lebih canggih umpamanya berkaitan dengan keamanan siber guna mengantisipasi berlakunya upaya menghindari transaksi tunai dengan bitcoin atau mata uang digital lainnya.

Anwar mengatakan sudah menerima laporan tindakan dan upaya untuk mengidentifikasi dugaan penyalahgunaan jabatan tersebut, bahkan sudah ada yang dipanggil oleh badan-badan terkait rekening-rekening berisi uang ratusan juta ringgit yang disimpan di luar negeri. Semua sedang diselidiki.

Anwar menyebut jumlah uang yang terkait dengan Pandora Papers dari Malaysia cukup tinggi nilainya jika dibandingkan dengan jumlah penduduk dan peringkat ekonomi negara, meski jumlah yang lebih tinggi ada dari negara-negara besar seperti Cina dan Arab Saudi.

Ia juga menyebut kebanyakan uang yang dibawa keluar negeri bersumber dari kegiatan yang dilarang. "Haram kebanyakan. Tapi saya tidak boleh katakan semua (haram), ini terserah kepada badan yang melakukan penyelidikan".

Anwar mengatakan akan memastikan penyidikan terkait isu tersebut tidak akan dilakukan sembarangan untuk memberikan pelajaran kepada semua pihak bahwa pemerintah tidak akan membiarkan hal tersebut terus berlanjut.

Pandora Papers merupakan publikasi International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) yang berisi 11,9 juta dokumen keuangan rahasia dari puluhan negara. Catatan yang bocor berasal dari 14 perusahaan jasa lepas pantai dari seluruh dunia yang mendirikan perusahaan cangkang untuk klien mereka yang ingin ?menjaga? aktivitas keuangannya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement