Selasa 21 Feb 2023 21:26 WIB

RI-Korsel Perkuat Kerja Sama Sektor Keuangan

Korsel merupakan investor terbesar ke-7 di Indonesia pada 2022.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Lida Puspaningtyas
Forum bisnis Indonesia - Korsel bersama OJK, Senin (20/2/2023).
Foto: KBRI Seoul
Forum bisnis Indonesia - Korsel bersama OJK, Senin (20/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) semakin memperkuat kerja sama ekonomi termasuk di sektor keuangan. Hal ini tercermin dari kegiatan forum bisnis yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul dan Financial Supervisory Services (FSS) Korsel didukung Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Negara Indonesia (BNI) KCLN Seoul di Dragon City Convention Seoul pada Senin (20/2/2023) waktu setempat.

"Selain mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik, Pemerintah Indonesia akan terus membangun sektor jasa keuangan yang inklusif dan kuat," ujar Duta Besar Republik Indonesia untuk Korsel Gandi Sulistiyanto dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (21/2/2023).

Baca Juga

Gandi kemudian menyoroti pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan di Indonesia yang tercatat  tumbuh sebesar 5,31 persen pada 2022. Ia juga memaparkan bahwa terdapat peningkatan signifikan dalam realisasi investasi asing serta total perdagangan dengan dunia yang masing-masing mencapai 34 persen dan 23,7 persen.

"Kekuatan ekonomi Indonesia saat ini menjadi landasan utama bagi perusahaan keuangan Korea untuk meyakini Indonesia sebagai tujuan ekspansi bisnis utama mereka," kata Gandi.

Forum bisnis tersebut menandai peningkatan kedekatan dan kerja sama antara sektor keuangan Indonesia dan Korea. Menurutnya, ini yang akan semakin mendorong kerja sama bilateral Indonesia-Korea Selatan.

Sementara itu, Deputi Gubernur Senior FSS, Lee Joon-soo menegaskan bahwa Indonesia saat ini merupakan pasar besar keempat bagi perusahaan keuangan Korea. Ia pun mengapresiasi diadakannya forum bisnis yang mempertemukan para pebisnis kedua negara.

"Forum bisnis ini dapat membantu perusahaan Korea untuk lebih memahami kebijakan dan pengawasan yang dilakukan OJK sehingga mereka bisa memposisikan diri secara tepat untuk berkontribusi pada pengembangan industri keuangan dan perlindungan konsumen di Indonesia," kata Lee,.

Ia mengatakan, kemitraan antara Indonesia dan Korsel juga telah berkembang ke level yang lebih tinggi. Ia pun juga mengajak lebih banyak perusahaan keuangan Indonesia untuk membangun bisnis di Korea sehingga FSS akan mendukung mereka secara proaktif.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar hadir sebagai keynote speech memaparkan sejumlah prioritas kebijakan OJK sepanjang 2023. Prioritas Kebijakan tersebut antara lain pada ranah penguatan jasa keuangan melalui pengaturan, pengawasan, edukasi, dan perlindungan konsumen.

"Selain itu, pertumbuhan ekonomi harus diupayakan dengan mengoptimalkan peran sektor keuangan," ujar Mahendra Siregar. Prioritas lainnya, lanjut dia, adalah peningkatan layanan dan penguatan kapasitas OJK melalui percepatan proses perizinan yang terintegrasi dan peningkatan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan.

Ketua OJK juga menggarisbawahi pendekatan yang dilakukan OJK untuk memastikan terciptanya pembiayaan yang berkelanjutan untuk memacu pertumbuhan ekonomi.

"Sektor regulasi keuangan harus berperan penting untuk memberikan insentif dan dukungan finansial terhadap upaya pemerintah Indonesia dalam mengembangkan industri hilir, seperti nikel, untuk mendukung pengembangan kendaraan listrik bertenaga baterai,” ujarnya.

Forum bisnis tentang kerja sama keuangan ini merupakan awal dari rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Korsel, khususnya di bidang ekonomi. Dubes Gandi telah merencanakan lebih banyak kegiatan sepanjang tahun ini demi penguatan kerja sama kedua negara di berbagai bidang termasuk adanya forum investasi dan perdagangan, talkshow, kegiatan olahraga, peluncuran buku dan gala dinner.

KBRI Seoul mencatat bahwa banyak perusahaan keuangan Korsel memilih Indonesia sebagai tujuan ekspansi bisnisnya. Sekurangnya 31 perusahaan jasa keuangan Korsel di Indonesia bergerak dalam sektor perbankan, asuransi, sekuritas, dan manajemen aset.

Enam Bank Korsel telah beroperasi penuh di Indonesia, yaitu Hana Financial Group, KB Bank, Woori Bank, Shinhan Bank, IBK, dan APRO. Perusahaan jasa keuangan Korsel lain seperti Mirae Asset dan Hanwha Insurance juga mencapai kesuksesan di Indonesia, sehingga kerap dicontoh perusahaan Korea lainnya untuk pengembangan bisnisnya di Indonesia.

Sementara itu sektor keuangan dan lingkungan investasi Indonesia yang stabil telah menarik perusahaan asing untuk memasuki pasar Indonesia. Korporasi besar asal Korsel seperti Hyundai Motor, LG, dan Lotte Chemicals, sudah masuk dan melakukan bisnis besar di Indonesia.

Korsel merupakan investor terbesar ke-7 di Indonesia pada 2022. Adapun total realisasi investasi sebesar 2,29 miliar dolar AS atau meningkat 40,06 persen dari realisasi investasi tahun 2021.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement