Selasa 21 Feb 2023 22:43 WIB

Agenda Paling Jahat Setan kepada Umat Manusia yang tak Pernah Disadari

Setan akan melakukan tipu daya kepada umat manusia sampai akhir hayat

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi neraka tempat setan dan kroninya. Setan akan melakukan tipu daya kepada umat manusia sampai akhir hayat
Foto: Pixabay
Ilustrasi neraka tempat setan dan kroninya. Setan akan melakukan tipu daya kepada umat manusia sampai akhir hayat

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA— Di dunia ini, setan memiliki berbagai cara untuk membawa manusia ke lubang kesesatan. Salah seorang ulama dan cendikiawan asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi mengungkapkan skenario setan yang paling berbahaya.

Menurut dia, skenario setan yang paling berbahaya adalah mencampurkan ide-ide mengenai kekufuran ke dalam perasaan orang yang memiliki hati yang bersih dan sensitif dengan membenarkan kekufuran itu sendiri. Setan juga menunjukkan bahwa mengkhayalkan kesesatan sebagai pembenaran terhadap kesesatan itu sendiri.

Baca Juga

Selain itu, menurut Nursi, setan juga memberikan lintasan-lintasan pemikiran yang jelek dalam hal-hal yang sakral serta ia menunjukkan imkan dzati (kemungkinan yang bersifat potensial) dalam bentuk imkan aqli (kemungkinan yang bersifat rasional) dan menumbuhkan keragu-raguan yang bertentangan dengan keyakinan imannya.

“Pada saat hal itu terjadi, maka orang tersebut merasa bahwa dirinya telah jatuh ke dalam kekufuran dan kesesatan, serta menganggap bahwa keimanannya telah luntur hingga ia merasa putus asa,” kata Nursi dikutip dari bukunya yang berjudul Al-Lama'at terbitan Risalah Nur Press halaman 146-147.

Dengan keputusasaannya ini, lanjut Nursi, orang itu pun menjadi bahan tertawaan setan yang selalu memberikan bisikan dengan mempermainkan serta membuat perasaan menjadi gamang dalam keputusasaannya, hingga jika tidak diluruskan hal itu bisa menghancurkan jasmani dan rohaninya atau menjatuhkannya ke lembah kesesatan.

Dalam beberapa risalahnya, Nursi juga telah menjelaskan esensi bisikan serta godaan setan ini serta penjelasan bahwa godaan tidak memiliki sandaran. Di sini, Nursi hanya menjelaskan secara global saja.

Sebagaimana bayangan ular dalam cermin tidak bisa menggigit, pantulan api di cermin tidak membakar, bayangan kotor di cermin tidak mengotori, begitu pula kekafiran dan kesesatan yang terefleksikan dalam khayalan dan pikiran tidaklah merusak akidah dan keimanan.

Menurut Nursi, hal itu karena adanya kaidah “membayangkan caci maki bukanlah caci maki, mengkhayalkan suatu kekafiran bukanlah kekafiran, dan berpikir tentang kesesatan bukanlah kesesatan itu sendiri”.

Baca juga: Ketika Sayyidina Hasan Ditolak Dimakamkan Dekat Sang Kakek Muhammad SAW

Adapun masalah keragu-raguan dalam hal keimanan, kemungkinan yang berasal imkan dzati (kemungkinan yang bersifat potensial) tidak bertentangan dengan keyakinan itu dan tidak merusaknya. Dalam ilmu ushuluddin, kata Nursi, memang ada sebuah kaidah “imkan dzati tidak bertentangan dengan keyakinan yang diperoleh melalui pengetahuan”.

Contohnya adalah bahwa kita yakin bahwa Danau Barla dipenuhi air dan tetap pada posisinya. Namun demikian ,mungkin saja danau itu mengering hingga “hilang”. Tetapi karena hal itu tidak berdasar pada indikasi-indikasi atau argumentasi yang logis, maka hal itu tidak dapat disebut sebagai “kemungkinan logis”, sehingga tidak ada keraguan terhadap keberadaan danau tersebut.

Dalam ushuluddin, menurut Nursi, juga ada prinsip bahwa “kemungkinan yang tidak beralasan, tidak dapat dijadikan pegangan”. Artinya, pikiran subjektif yang tidak dilandasi argumentasi dan indikasi-indikasi logis patut diragukan.   

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement