Rabu 22 Feb 2023 08:40 WIB

Uni Eropa Hampir Setujui Paket Sanksi ke-10 Terhadap Rusia

Paket sanksi terhadap Rusia juga akan mencakup sanksi terhadap Iran

Bendera Uni Eropa. Uni Eropa menyuarakan pendapat mereka tentang langkah Trump terhadap ICC. Ilustrasi.
Foto: EPA
Bendera Uni Eropa. Uni Eropa menyuarakan pendapat mereka tentang langkah Trump terhadap ICC. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Uni Eropa mendekati paket sanksi ke-10 terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina. Uni Eropa berharap untuk mencapai kesepakatan pada Rabu (22/1/2023).

Paket tersebut, senilai 11 miliar euro (11,70 miliar dolar AS), juga kemungkinan akan mencakup, untuk pertama kalinya, larangan semua ekspor ke tujuh entitas Iran yang diyakini membuat barang-barang yang digunakan oleh Rusia dalam perang.

Baca Juga

"Hari ini kami sedang mendiskusikan paket sanksi ke-10 terhadap Rusia," kata Duta Besar Polandia untuk Uni Eropa Andrzej Sados setelah pembicaraan dengan duta besar dari 27 pemerintah Uni Eropa di Brussels.

"Kami akan memulai kembali diskusi besok sore dengan harapan kami dapat menemukan common denominator (faktor yang sama dalam situasi berbeda)," katanya pula.

Uni Eropa ingin agar paket tersebut, termasuk terhadap mereka yang dituduh melakukan deportasi anak-anak, siap pada waktunya untuk peringatan invasi pada 24 Februari.

"Setidaknya 34 institusi Rusia terlibat dalam penculikan anak-anak Ukraina secara sistemik, termasuk ombudsman anak-anak Rusia," kata Sados.

Badan Pengungsi PBB mengatakan bulan lalu Rusia memberikan anak-anak paspor Rusia dan menempatkan mereka untuk diadopsi.

Sebuah laporan yang didukung AS bulan ini mengatakan Rusia telah menahan setidaknya 6.000 anak Ukraina di tempat-tempat di Krimea yang dikuasai Rusia yang tujuan utamanya tampaknya adalah pendidikan ulang politik. Kedutaan Rusia di Washington mengatakan Rusia menerima anak-anak yang terpaksa melarikan diri dari Ukraina.

Menanggapi UNHCR, Kementerian Luar Negeri Rusia menuduh pemimpinnya diam ketika anak-anak meninggal akibat apa yang dia katakan sebagai penembakan Ukraina di wilayah Donbas, setelah separatis pro-Moskow mendeklarasikan kemerdekaan pada 2014.

Perdagangan Berlian

Sados mengatakan ada beberapa kemajuan dalam menetapkan embargo impor berlian Rusia, baik yang dipoles atau kasar, karena Belgia mengurangi penentangannya meskipun itu akan merugikan pusat perdagangan berlian terbesar Eropa di Antwerp.

Namun dia dan diplomat lainnya mengatakan berlian tidak mungkin menjadi bagian dari paket ini, karena tindakan seperti itu masih perlu dikoordinasikan dengan negara-negara G7, yang para pemimpinnya kemungkinan besar akan menyebutkan masalah tersebut dalam sebuah pernyataan pada Jumat (24/2/2023).

Paket itu juga tidak termasuk sanksi sektor energi nuklir Rusia dan menempatkan Rosatom dalam daftar sanksi, kata para diplomat, karena beberapa negara Eropa, termasuk Prancis, membeli uranium dari Rusia untuk reaktor mereka.

Tetapi UE hampir mencapai kompromi untuk melarang karet sintetis Rusia, kata para diplomat, meskipun Jerman dan Italia menentang embargo penuh yang diminta oleh Polandia dan negara-negara Baltik. Solusinya bisa berupa kuota dan pembicaraan berfokus pada seberapa banyak yang diizinkan, kata para diplomat.

UE juga akan melarang penjualan ke Rusia dari semua komponen elektronik dan penggunaan ganda yang digunakan dalam sistem bersenjata Rusia seperti drone, rudal, dan helikopter--pada dasarnya segala sesuatu yang dapat ditemukan dalam senjata Rusia di medan perang Ukraina.

UE juga kemungkinan akan memangkas lebih banyak bank Rusia, termasuk Alfa-Bank, bank online Tinkoff, dan pemberi pinjaman komersial Rosbank dari sistem pengiriman pesan global SWIFT.

Uni Eropa kemungkinan akan melarang layanan bahasa Arab Russia Today dari wilayahnya dan melarang penjualan ke Rusia sirkuit dan komponen elektronik, kamera termal, radio dan kendaraan berat, serta baja dan aluminium yang digunakan dalam konstruksi dan permesinan untuk keperluan industri dan konstruksi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement