Rabu 22 Feb 2023 09:30 WIB

TNI-Polri Klaim Telah Persempit Pergerakan Kelompok Egianus Kogoya di Nduga

“Pasukan TNI dan Polri telah menguasai wilayah Nduga," kata Rio.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Andri Saubani
Anggota TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Operasi Damai Cartenz mengevakuasi sejumlah warga Kampung Alama Nduga, Nduga, Papua Pegunungan, dengan menggunakan helikopter saat tiba di Bandara Timika, Papua Tengah, Papua, Senin (20/02/2023). Sedikitnya 18 warga dievakuasi dan diungsikan ke Mimika imbas dari ancaman Kelompok Kriminal Bersenjata (KBB) pimpinan Egianus Kogoya di wilayah Nduga.
Foto: ANTARA FOTO/Humas Ops Damai Cartenz
Anggota TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Operasi Damai Cartenz mengevakuasi sejumlah warga Kampung Alama Nduga, Nduga, Papua Pegunungan, dengan menggunakan helikopter saat tiba di Bandara Timika, Papua Tengah, Papua, Senin (20/02/2023). Sedikitnya 18 warga dievakuasi dan diungsikan ke Mimika imbas dari ancaman Kelompok Kriminal Bersenjata (KBB) pimpinan Egianus Kogoya di wilayah Nduga.

REPUBLIKA.CO.ID, KENYAM -- Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri mengeklaim telah melakukan pengepungan terhadap Kelompok Kekerasan Bersenjata (KKB) Papua di Nduga, Papua Pegunungan. Kapolres Nduga AKBP Rio Alexander memastikan, pasukan gabungan militer dan personel keamanan dari kepolisian yang diperbantukan ke wilayah tersebut sudah mempersempit pergerakan kelompok separatisme bersenjata yang dipimpin Egianus Kogoya itu.

Menurut Rio, penambahan pasukan ke wilayah hukumnya itu untuk misi penyelamatan Kapten Philips Max Martheins yang disandera gerilyawan prokemerdekaan Papua tersebut. “Pasukan TNI dan Polri telah menguasai wilayah Nduga. Pasukan sudah insert semua. Jadi tinggal menunggu saja,” begitu kata Rio dalam siaran pers yang diterima wartawan di Jakarta, Selasa (22/2/2023) malam.  

Baca Juga

Pun kata Rio menambahkan, ultimatum sudah disampaikan kepada Egianus Kogoya. Menurut dia, Indonesia meminta pentolan KKB Papua itu menyerahkan diri. Dan juga menyerahkan Kapten Philip yang disandera sejak Selasa (7/2/2023) lalu.

“Kami masih mengedepankan upaya negosiasi agar Egianus Kogoya menyerah, dan mengembalikan pilot Susi Air, Kapten Philips Max Martheins,” begitu kata Rio melanjutkan. Namun dikatakan dia, negosiasi yang dilakukan tentunya ada batas waktu.