REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD – Keputusan Taliban menutup Torkham, yakni jalur perlintasan perbatasan utama antara Afghanistan dan Pakistan telah menyebabkan ribuan truk menumpuk di daerah tersebut. Taliban telah menutup jalur penyeberangan itu sejak Ahad (19/2/2023).
“Penutupan perbatasan antara Pakistan dan Afghanistan telah menyebabkan kerugian bagi para pedagang kedua negara. Ada antrean panjang truk-truk besar yang terdampar di kedua sisi perbatasan,” kata Direktur Kamar Dagang dan Industri Gabungan Pakistan-Afghanistan Zia-ul-Haq Sarhadi, Selasa (21/2/2023).
Menurut Sarhadi, terdapat hingga 6.000 truk bermuatan barang yang tertahan di Torkham sejak Ahad lalu. Sarhadi mengungkapkan, Afghanistan mengandalkan barang-barang dari Pakistan untuk sebagian besar kebutuhannya. Selain itu banyak pula truk dengan tujuan ke Asia Tengah menggunakan Afghanistan sebagai titik transit.
“Pedagang terutama yang memasok bahan makanan segar seperti buah-buahan, sayur-sayuran, mengalami kerugian karena truk terdampar di jalan selama tiga hari terakhir,” ucapnya.
Dia mengatakan, sejumlah truk telah dialihkan ke penyeberangan perbatasan lain yang lebih kecil. Namun para pedagang mengkhawatirkan keamanan pengemudi truk yang bepergian ke wilayah itu. Penduduk telah melaporkan adanya tembakan senjata berat pada Senin (20/2/2023) pagi di dekat perbatasan Torkham. Namun pejabat-pejabat Taliban membantah adanya bentrokan dan mengatakan situasinya terkendali.
Belum diketahui alasan tentang mengapa Taliban menutup jalur perlintasan perbatasan Torkham. Pemerintah Pakistan pun belum secara terbuka tentang masalah tersebut. Seorang sumber di pemerintahan Pakistan menyebut, Taliban belum memberi tahu mereka tentang alasan penutupan tersebut.