Kamis 23 Feb 2023 06:35 WIB
Setahun Perang Rusia-Ukraina

Seribu Perusahaan Global Tinggalkan Rusia

Perusahan Barat tidak lagi beroperasi di Rusia atau memutuskan berganti nama.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Seorang pria berdiri di sebelah restoran McDonald
Foto: AP/AP
Seorang pria berdiri di sebelah restoran McDonald

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Warga Rusia tidak mengetahui banyak informasi tentang kondisi di negara tetangga Ukraina yang sedang berperang. Mereka hanya sadar beberapa perusahan Barat tidak lagi beroperasi atau memutuskan berganti nama.

Menurut laporan investment monitor yang mengutip makalah terbaru dari Yale School of Management, lebih dari 1.000 perusahaan global melakukan eksodus yang belum pernah terjadi sebelumnya di Rusia.

“Banyaknya sektor swasta yang keluar dari Rusia ini berfungsi untuk memperkuat sanksi hukum pemerintah sebagaimana berfungsi dalam boikot ekonomi lintas sektor yang berhasil sebelumnya," ujar Profesor Jeffrey A Sonnenfeld dari Yale School of Management.

Tapi, Sonnenfeld menyatakan, walau banyak perusahan yang telah keluar, masih ada perusahaan multinasional Barat yang terus melakukan bisnis seperti biasa di Rusia. Dia tidak menjelaskan perusahan-perusahan yang tetap memilih untuk bertahan tersebut.

Hanya saja, perusahan besar pertama yang meninggalkan Rusia tidak lama setelah invasi pada 24 Februari 2022 adalah McDonald's. Perusahan makanan cepat saji ini memilih berganti nama dengan "Vkusno & tochka" atau "Tasty & that's it" yang menjadi kepemilikan Rusia pada Juni tahun lalu.

McDonald's menjual semua restorannya setelah beroperasi di Rusia selama lebih dari 30 tahun. Dengan slogan baru  "The name changes, love stays" menunjukan menu-menu restoran ini sama, hanya penampilan luar saja yang berbeda.

Selain McDonald's, gerai kopi Starbuck pun melakukan langkah yang sama. Perusahan ini berubah menggunakan nama Stars Coffee untuk berjualan di Rusia pada Agustus tahun lalu.

Starbucks mengatakan, perusahaan telah membuat keputusan untuk keluar dan tidak lagi memiliki merek di pasar Rusia meski Stars Coffee memiliki logo dan menu yang memang sama persis. Perusahan kedai kopi yang sudah bertahan hampir 15 tahun di Rusia ini sebelumnya memiliki 130 toko dengan hampir 2.000 karyawan di negara tersebut.

“Hampir tidak ada perusahaan, tidak ada multinasional, yang ingin terjebak di sisi yang salah dari sanksi AS dan Barat," ujar ekonom dan peneliti senior di Peterson Institute for International Economics Mary Lovely.

Selain industri makanan dan minuman, perusahaan minyak dan gas termasuk di antara perusahaan yang mengumumkan keluar paling cepat dan dramatis. Pada Maret tahun lalu, perusahaan energi BP melepaskan 14 miliar dolar AS sahamnya di perusahaan minyak dan gas milik negara Rusia Rosneft.

Shell juga meninggalkan usaha patungannya dengan Gazprom milik pemerintah Rusia dan keterlibatannya dalam pipa Nord Stream 2. ExxonMobil menarik diri dari proyek minyak dan gas utama dan menghentikan investasi baru di Rusia.

Perusahaan di industri lain, termasuk pembuat mobil menjauh dari pasar Rusia karena khawatir dengan Ukraina atau untuk mematuhi sanksi Barat. Toyota menghentikan produksi di pabriknya di St. Petersburg yang membuat model RAV4 dan Camry pada Maret. Mercedes-Benz juga menangguhkan ekspor kendaraan ke Rusia dan manufaktur.

Grup Volkswagen yang juga memiliki Porsche dan Audi melakukan hal yang sama. Volvo Cars mengatakan, menghentikan pengiriman karena potensi risiko sanksi Barat.

Sedangkan Ford memilih menangguhkan operasi di Rusia. Perusahan Amerika Serikat (AS) Harley-Davidson menghentikan pengiriman sepeda motor ke Rusia, padahal Presiden Rusia Vladimir Putin terkenal mengendarai Harley beroda tiga saat berkunjung ke Ukraina pada 2010.

Industri pesawat pun melakukan hal sama. Pembuat pesawat Boeing dan Airbus berhenti memasok suku cadang dan dukungan layanan untuk maskapai Rusia.

Bahkan perusahan teknologi pun memilih untuk menjauh dari Rusia. Apple berhenti menjual iPhone dan perangkat lain di Rusia, sementara pembuat komputer Dell Technologies menangguhkan penjualan di Ukraina dan Rusia.

Google dan TikTok memblokir saluran media pemerintah Rusia dari platformnya setelah ada permintaan dari Uni Eropa. Apple memblokir unduhan RT News dan Sputnik News dari App Store di luar Rusia.

Industri hiburan pun ikut ambil bagian. Netflix menghentikan sementara semua proyek dan akuisisi di masa depan dari Rusia. Layanan streaming dilaporkan memiliki empat proyek Rusia yang sedang dalam proses.

Bahkan studio Hollywood menunda perilisan film baru di negara yang sebenarnya bukan merupakan pasar film terkemuka tetapi biasanya berada di peringkat selusin negara teratas untuk pendapatan box office. Warner Bros, Walt Disney Co, dan Sony Pictures mengutip kondisi pada krisis kemanusiaan.

sumber : Reuters / AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement