DPRD Solo Dukung Penataan Kawasan Bantaran Sungai Bengawan
Rep: c02/ Red: Yusuf Assidiq
Suasana perkampungan yang tergenang banjir di Pucang Sawit, Solo, Jawa Tengah. Banjir tersebut disebabkan meluapnya air sungai Bengawan Solo karena hujan deras yang terjadi Jumat (21/10) sore hingga malam. | Foto: ANTARA/Mohammad Ayudha
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Rencana penataan kawasan di sekitar kawasan bantaran Sungai Bengawan Solo mendapat dukungan dari DPRD Kota Solo, Jawa Tengah. Penataan itu merupakan salah satu upaya untuk mengatasi masalah banjir di wilayah setempat.
"Baik itu, karena memang yang selalu terjadi secara berkala itu kan permasalahan yang dihadapi pada saat hujan deras kemudian aliran Bengawan Solo dan anak-anak sungainya meluap yang kejadian kemarin ini beberapa kecamatan," kata Ketua DPRD Kota Solo, Budi Prasetyo, ketika dihubungi, Rabu (22/2/2023).
Kendati demikian, untuk menata kawasan tersebut, Budi mengungkapkan bahwa wilayah bantaran tidak berada di wilayah kewenangan Pemerintah Kota Solo sehingga relokasi masih belum bisa dilakukan. Oleh sebab itu, koordinasi antara instansi terkait memang perlu segera dilakukan.
"Memang yang perlu dikoordinasikan karena wilayah bantaran hampir sebagian besar di luar kewenangan pemerintah kota, makanya penganggarannya harus selalu dikomunikasikan dengan BBWS dan Kementerian PUPR," katanya.
Menurut Budi hal tersebut menjadi dilematis. Di satu sisi pihaknya tidak bisa menganggarkan. Namun, di sisi lain, anggaran dari BBWS belum bisa dimaksimalkan dengan baik untuk mencegah terjadinya banjir kembali.
"Kita kan gak bisa menganggarkan langsung dari APBD karena bukan kewenangan kita, itu memang kesulitan kita. Di satu sisi anggaran dari BBWS yang diusulkan di Solo tidak maksimal," katanya.
Selain itu, kendati membuatkan rumah susun menjadi salah satu opsi untuk proses normalisasi kawasan Bengawan Kota Solo, Budi menyebut mengingat Kota Solo sendiri minim lokasi jadi pekerjaan rumah tersendiri.
"Ya itu salah satu solusi ada relokasi tidak harus dengan susun di program terdahulu misalnya disediakan tanah. Kemudian dicarikan CSR jadi solusinya banyak. Kalau buat rusun perlu alternatif lahan karena beberapa ini sudah ada rusun tapi untuk memenuhi kebutuhan warga kita masih sangat kurang," katanya.
Sebelumnnya, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, menegaskan akan menata kawasan tinggal di pinggir Bengawan Solo untuk mengantisipasi terjadinya banjir seperti pekan lalu.
"Dengan kepala BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo, red.) kami sudah diskusi, nanti segera kami tindak lanjuti," ujar dia.
Ia mengatakan terkait rumah-rumah yang ada di pinggir Bengawan Solo tidak lepas karena Solo merupakan kota padat. "Rencananya kalau di Solo, permukiman daerah padat harus hunian vertikal. Kami mulai dari Mojo," jelasnya.