Rabu 22 Feb 2023 15:46 WIB

Parlemen Rusia akan Setujui Penangguhan Perjanjian Nuklir

Langkah Rusia telah memicu kekhawatiran di Washington dan Eropa.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Misil nuklir Rusia. Parlemen Rusia diperkirakan akan menyetujui langkah untuk menangguhkan perjanjian nuklir paling cepat pada Rabu (22/2/2023) waktu setempat.
Misil nuklir Rusia. Parlemen Rusia diperkirakan akan menyetujui langkah untuk menangguhkan perjanjian nuklir paling cepat pada Rabu (22/2/2023) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Parlemen Rusia diperkirakan akan menyetujui langkah untuk menangguhkan perjanjian nuklir paling cepat pada Rabu (22/2/2023) waktu setempat. Ketua Duma Rusia atau majelis rendah parlemen, Vyacheslav Volodin menuding Amerika Serikat (AS) sebagai penyebab atas keputusan Presiden Vladimir Putin untuk menangguhkan partisipasi Moskow dalam perjanjian nuklir New START.

"Dengan berhenti memenuhi kewajibannya dan menolak proposal negara kami tentang masalah keamanan global, Amerika Serikat menghancurkan arsitektur stabilitas internasional," kata Volodin dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga

Langkah Rusia telah memicu kekhawatiran di Washington dan Eropa. Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov, yang mengawasi diplomasi kontrol senjata Rusia dengan Amerika Serikat, mengatakan, kemungkinan dimulainya kembali perjanjian itu bergantung pada Washington. Ryabkov mengatakan, Moskow mengawasi dengan cermat kekuatan nuklir negara NATO lainnya, yaitu Inggris dan Prancis.

"Kami jelas akan memberikan perhatian khusus dan keputusan apa yang diambil London dan Paris, yang tidak dapat lagi, bahkan secara hipotetis, dipertimbangkan di luar dialog Rusia-AS tentang pengendalian senjata nuklir," kata Ryabkov seperti dikutip kantor berita TASS.