Rabu 22 Feb 2023 18:12 WIB

Menlu India Sebut Miliki Hubungan Baik dengan Semua Kekuatan Global Kecuali Cina

Cina dianggap telah melanggar perjanjian pengelolaan perbatasan dengan India.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Perbatasan Cina dan India. Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar mengatakan New Delhi memiliki hubungan baik dengan kekuatan global utama kecuali Cina. Hal itu karena Cina dianggap telah melanggar perjanjian pengelolaan perbatasan dengan India.
Foto: americaninterest
Perbatasan Cina dan India. Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar mengatakan New Delhi memiliki hubungan baik dengan kekuatan global utama kecuali Cina. Hal itu karena Cina dianggap telah melanggar perjanjian pengelolaan perbatasan dengan India.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar mengatakan New Delhi memiliki hubungan baik dengan kekuatan global utama kecuali Cina. Hal itu karena Cina dianggap telah melanggar perjanjian pengelolaan perbatasan dengan India.

"Hubungan India dengan Rusia luar biasa stabil meskipun ada gejolak dalam politik global atas perang Ukraina," tambah Jaishankar, dalam wawancara yang disiarkan oleh ANI, Selasa (21/2/2023).

Baca Juga

Jaishankar mengatakan ketegangan dengan tetangga Cina telah mengakibatkan India memobilisasi penyebaran pasukan terbesar di masa damai di perbatasan yang disengketakan.

"Hubungan India dengan negara-negara besar baik. Tapi Cina adalah pengecualian karena melanggar perjanjian ... memperbanyak pasukan di perbatasan sebagai akibatnya kami juga menambah jumlah pasukan tandingan," kata Jaishankar, merujuk pada mobilisasi militer dan penguatan pasukan India di setiap infrastruktur perbatasan.

Komentar Menlu India ini datang menjelang pertemuan 1-2 Maret para menteri luar negeri Kelompok 20 negara (G-20) di New Delhi yang akan dihadiri oleh pejabat senior, termasuk dari pemerintah Cina.

Cina dan India, kedua raksasa Asia itu berbagi perbatasan sepanjang 3.500 km di Himalaya yang disebut Garis Kontrol Aktual (LAC) yang telah dipersengketakan sejak 1950-an. Sebelumnya kedua belah pihak pernah berperang untuk mempertahankan perbatasan pada tahun 1962.

Setidaknya 24 tentara tewas ketika kedua tentara bentrok kembali pada tahun 2020, tetapi ketegangan mereda setelah pembicaraan militer dan diplomatik. Bentrokan baru meletus antara kedua belah pihak di Himalaya timur pada Desember tahun lalu, tetapi tidak ada korban jiwa.

Jaishankar mengatakan pandangan India bahwa perang di Ukraina membutuhkan solusi damai, yang juga dimiliki oleh banyak negara. Posisi India mempertahankan sikap netral dalam perang, menolak menyalahkan Rusia atas invasi tetangganya, mencari solusi diplomatik dan meningkatkan pembelian minyak Rusia selama setahun terakhir.

Rusia telah menjadi pemasok peralatan militer terbesar India selama beberapa dekade dan merupakan pasar terbesar keempat untuk produk farmasi India. "Dunia masih sangat terbagi dalam perang Ukraina ... Modi ingin menciptakan momentum perdamaian," katanya, mengacu pada kesediaan Perdana Menteri Narendra Modi untuk membantu meredakan ketegangan antara Rusia dan Ukraina.

Mengenai rival India yang juga bersenjata nuklir, Pakistan, Jaishankar mengatakan Islamabad harus menemukan jalan keluarnya sendiri dari krisis keuangan yang sekarang sedang mereka alami. "Hubungan kita hari ini bukanlah hubungan di mana kita dapat secara langsung relevan dengan proses itu," katanya tentang dana kritis yang sangat dibutuhkan ekonomi Asia Selatan yang sedang sakit.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement