REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perwakilan Parlemen Eropa mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin yang melakukan agresi ke Ukraina tanpa alasan adalah satu-satunya pihak yang bertanggung jawab untuk agresi tersebut. "Putin memulai perang ini tanpa alasan, sama sekali tidak dibenarkan, dan sepenuhnya keputusan ada di tangan Putin untuk menghentikan perang ini," kata David McAllister, anggota Parlemen Eropa dari Jerman, dalam arahan pers di Jakarta, Rabu (22/2/2023).
McAllister mengatakan, kondisi untuk melakukan negosiasi damai antara Rusia dan Ukraina untuk menghentikan perang tidak ada karena Rusia terus mengirim pasukan dan menyerang kota-kota di Ukraina. Ia mengemukakan bahwa Ukraina sekarang membutuhkan amunisi, artileri jarak jauh, dan tank perang modern produksi Barat untuk mempertahankan Ukraina.
"Karena itu kami menyambut AS, Inggris, Jerman dan sekutu lainnya yang memberikan bantuan tank pada pasukan Ukraina," ujar McAllister.
Sebelumnya, Dubes Rusia untuk Indonesia Lyudmila Georgina Vorobieva dalam arahan pers di Jakarta pekan lalu, mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan Rusia adalah tindakan melindungi Luhansk dan Donetsk dari serangan militer Ukraina.
Dubes Lyudmilla melanjutkan, tidak ada keinginan dan usaha dari Kiev dan Barat untuk memenuhi Perjanjian Minsk 2014 mengenai integrasi Luhansk dan Donetsk, yang biasa disebut Donbas, ke Ukraina.
Rusia juga mengatakan bahwa Ukraina yang lebih dulu menarik diri dari perundingan damai di Turki tahun lalu setelah mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengunjungi Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Rusia beranggapan bahwa Barat tidak berkeinginan menghentikan konflik antara Rusia dan Ukraina.