REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang tua perlu memperhatikan tanda pubertas dini pada anak-anaknya. Pasalnya hal ini dapat menghambat pertumbuhan mereka pada tahun-tahun mendatang.
Pubertas ini juga dapat menyebabkan masalah sosial dan emosional pada anak-anak yang mungkin sadar tentang perubahan tubuh mereka, dan ini dapat memengaruhi kesehatan mental mereka. Pubertas dini adalah anak-anak yang sudah mengalami "perubahan" tubuh sebelum usia delapan tahun untuk anak perempuan, dan sebelum usia sembilan tahun untuk anak laki-laki.
Anak-anak yang mengalami pubertas dini tumbuh cepat pada awalnya, tetapi berhenti tumbuh sebelum mencapai potensi utuh genetiknya. Menurut Mayo Clinic, mengobati pubertas dini dapat membantu anak-anak tumbuh lebih tinggi dibandingkan tanpa pengobatan.
Tanda-tanda umum pubertas dini pada anak perempuan adalah pertumbuhan payudara, rambut kemaluan atau ketiak, menstruasi, dan ovulasi. Pada anak laki-laki antara lain ditandai dengam pembesaran penis, rambut kemaluan atau ketiak, jerawat, perubahan suara, dan rambut wajah.
Hal ini bisa menempatkan anak-anak dalam posisi rentan karena mereka tidak siap secara mental untuk menghadapi perubahan fisiologis dan emosional. Pubertas dimulai rata-rata pada anak perempuan antara usia delapan hingga 13 tahun dan pada anak laki-laki antara usia sembilan dan 14 tahun.
Asupan protein total, protein hewani dan daging yang lebih tinggi pada anak usia tiga sampai tujuh tahun dikaitkan dengan onset menstruasi yang lebih awal. “Asupan protein yang tinggi meningkatkan kadar hormon dan mendorong pertumbuhan, yang dapat mempercepat pubertas di antara anak laki-laki,” kata ahli gizi dan kesehatan, Kanika Malhotra.
Dilansir laman Hindustan Times, Selasa (21/2/2023), berikut ini adalah enam penyebab pubertas dini:
1. Kelebihan berat badan atau obesitas
Kelebihan lemak dalam tubuh meningkatkan kadar estrogen dan insulin, ini akan meningkatkan waktu pubertas. Cara terbaik untuk menghindari obesitas adalah mendorong anak-anak untuk melakukan lebih banyak aktivitas di luar ruangan. Libatkan mereka dalam beberapa aktivitas olahraga yang membantu mereka membakar kalori ekstra.
2. BPA
BPA adalah bahan kimia yang ditemukan dalam kotak plastik, pelapis kaleng makanan, botol air, bekal makanan, dan wadah penyimpanan makanan lainnya yang dapat meresap ke dalam makanan dan menyebabkan kerusakan di dalam tubuh. Paparan BPA menjadi salah satu alasan utama pubertas dini pada anak perempuan.
Mulailah menggunakan wadah baja, kaca, atau plastik bebas BPA untuk penggunaan di sekolah. BPA dikaitkan dengan kelainan seperti ketidakteraturan dalam siklus menstruasi, gangguan kesuburan, PCOS, dan PCOD.
3. Terlalu banyak makan junk food
Junk food adalah salah satu penyebab utama obesitas pada masa kanak-kanak. Jumlah lemak hewani yang tinggi meningkatkan insulin yang mengarah pada perkembangan pubertas. Ini lebih umum terjadi pada anak-anak yang asupan lemak hewani lebih tinggi antara usia tiga dan tujuh tahun.
Di sisi lain, asupan protein vegetarian yang tinggi dapat menunda permulaan pubertas dan juga menjaga kesehatan anak. Orang tua harus menghindari daging olahan (sosis, salami, makanan ringan beku) serta daging merah dan menjaga asupan seminimal mungkin, misalnya dua atau tiga kali sepekan.
4. Media sosial
Masyarakat dan media juga bertanggung jawab atas awal pubertas pada anak-anak. Terlalu banyak terpapar konten dewasa, semuanya akan berpengaruh pada otak anak-anak, terutama kelenjar pituitari. Ketika kelenjar itu dirangsang, maka akan mengeluarkan hormon yang selanjutnya merangsang testis atau ovarium untuk menghasilkan hormon seks, yaitu testosteron dan estrogen. Masing-masing hormon tersebut menentukan tahap pubertas dini di antara anak-anak.
5. Susu sapi
Recombinant bovine somatotropin (RSBT) adalah versi sintetis dari protein alami yang membantu sapi menghasilkan susu. Ini dapat memicu pertumbuhan payudara dini dan menstruasi di kalangan anak perempuan. Ini juga dapat meningkatkan pertumbuhan rambut di antara anak laki-laki. Hindari pemberian susu sapi berlebihan pada anak-anak.