REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mencuci muka pada pagi hari merupakan hal yang lumrah dan telah menjadi kebiasaan bagi banyak orang. Namun, tak sedikit pula yang menghindari kebiasaan ini demi menjaga kesehatan kulit wajah. Bagaimana menurut ahli?
Tiga orang ahli yang terdiri atas ahli dermatologi, perawat dermatologi, ahli estetika sepakat bahwa mencuci muka pada pagi hari merupakan hal yang boleh dilakukan. Namun, kebiasaan ini bukan sebuah keharusan dan bahkan tak begitu dianjurkan bagi orang dengan kondisi kulit tertentu.
"Meski ahli dermatologi kerap menganjurkan untuk mencuci muka Anda dua kali sehari, tak semua membutuhkannya atau bahkan harus melakukannya," ujar ahli dermatologi Dustin Portela DO FAAD, seperti dilansir Best Life, Rabu (22/3/2022).
Berkaitan dengan hal ini, ada tiga kondisi yang membuat cuci muka pada pagi hari tak selalu diperlukan. Berikut ini adalah ketiga kondisi tersebut:
1. Kulit kering
Mencuci muka pada pagi hari mungkin bukan kebiasaan yang baik bagi pemilik kulit kering atau sensitif. Alasannya, proses mencuci muka akan membuat minyak alami yang diproduksi oleh kulit. Oleh karena itu, orang dengan kulit kering mungkin bisa mendapatkan manfaat bila melewatkan cuci muka pada pagi hari.
Sekalipun tetap ingin mencuci muka pada pagi hari, ahli estetika Taylor Worden menganjurkan orang-orang untuk tak mencuci muka di bawah kucuran air shower yang hangat. Air hangat yang berkontak dengan wajah bisa memecah kapiler dan membuat kulit menjadi kering.
Hal senada juga diungkapkan oleh Portela. Menurutnya, paparan air hangat bisa memicu kerusakan barrier kulit dan membuat kulit menjadi lebih cepat kering.
Suhu maksimal air untuk mencuci muka adalah suam-suam kuku. Selain itu, gunakan ujung jari selama melakukan pembersihan wajah. Hindari pula penggunaan kain kasar untuk menggosok wajah saat mencuci muka. Tak lupa, biasakan cuci tangan terlebih dahulu sebelum mencuci muka.
2. Cuci muka malam hari lebih utama
Bagi orang-orang yang hanya bisa mencuci muka satu kali sehari, pilihlah untuk mencuci muka pada malam hari. Alasannya, wajah cenderung lebih banyak terpapar debu hingga polusi ketika orang-orang beraktivitas di pagi hingga malam hari.
"Sedangkan enam hingga delapan jam yang Anda habiskan di kamar tidur tak membuat kulit Anda terlalu terpapar (kotoran)," kata Portela.
Perawat dermatologi Jennifer Edwards NP-C menganjurkan semua orang untuk tak melewatkan waktu mencuci dan membersihkan muka pada malam hari. Selain membersihkan paparan debu dan kotoran, mencuci muka akan turut membersihkan sisa riasan, bakteri, serta minyak berlebih yang dapat menyumbat pori-pori wajah.
"Mencuci muka di malam hari penting untuk mempersiapkan kulit Anda sebelum menerima perawatan skincare jerawat atau antipenuaan," ujar Edwards.
3. Perhatikan kondisi bukan waktu
Alih-alih terpaku pada waktu, mencuci muka sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan kondisi kulit wajah. Dalam beberapa kondisi, seseorang perlu membersihkan wajah di luar jam konvensional seperti pagi atau malam hari.
Atlet atau orang yang bekerja dengan mengeluarkan banyak keringat misalnya, perlu lebih sering membersihkan wajah mereka sesaat setelah beraktivitas. Bila tak bisa langsung mencuci muka, mereka bisa mengelap wajah dengan tisu basah pembersih terlebih dahulu agar kotoran dan keringat tidak terakumulasi di wajah.
Mencuci muka juga sebaiknya dilakukan sesaat setelah berolahraga. Selain itu, Worden menganjurkan orang-orang untuk mencuci muka sesaat setelah turun dari pesawat.
Terlepas dari waktu, Portela menganjurkan setiap orang untuk mencuci muka minimal satu kali per hari. Saat mencuci muka, Portela lebih merekomendasikan sabun yang lembut agar tak mengacaukan mikrobioma kulit.
"Membuang sedikit kelebihan minyak bisa membantu mengurangi risiko masalah seperti dermatitis seboroik dan potensi rosacea," ujar Portela.