REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Sembilan warga Palestina tewas, sementara 70 orang lainnya mengalami luka-luka dalam serangan Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat, Rabu (22/2/2023). Tentara Israel mengkonfirmasi melakukan operasi di Nablus, tetapi tidak segera memberikan rincian lebih lanjut.
Kelompok militan Jihad Islam mengatakan, dua komandannya di Nablus dikepung di sebuah rumah oleh pasukan Israel. Hal ini memicu bentrokan yang melibatkan orang-orang bersenjata lainnya. Saksi mata mengatakan, terdengar ledakan dan pemuda setempat melempari kendaraan lapis baja yang mengangkut pasukan Israel dengan batu.
Pejabat medis mengatakan dua komandan Jihad Islam tewas. Sementara tujuh korban jiwa lainnya termasuk setidaknya tiga warga sipil, di antaranya seorang pria berusia 72 tahun dan seorang anak laki-laki berusia 14 tahun. Sementara sekitar 70 warga Palestina terluka.
Nablus dan Jenin telah menjadi fokus operasi militer Israel selama setahun terakhir, menyusul serentetan serangan jalanan oleh warga Palestina yang mematikan di kota-kota Israel. Pemerintah Otoritas Palestina mengutuk operasi militer Israel di Nablus. Otoritas Palestina menyerukan agar Israel mengakhiri serangan.
“Kami mengutuk penyerbuan pendudukan (Israel) ke Nablus dan kami menyerukan diakhirinya serangan lanjutan terhadap rakyat kami,” kata juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rudeineh.
Kelompok militan Hamas mengisyaratkan kemungkinan akan melakukan serangan balasan dari Jalur Gaza. “Kami di Gaza memantau meningkatnya kejahatan yang dilakukan oleh musuh terhadap rakyat kami di Tepi Barat, dan kami sudah kehabisan kesabaran,” kata juru bicara Hamas Abu Ubaida.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, setidaknya 50 warga Palestina, termasuk pria bersenjata dan warga sipil, telah tewas pada 2023. Sementara Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan, 10 warga Israel dan seorang turis Ukraina tewas dalam serangan oleh Palestina.