REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemkab Garut terus melakukan penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) penyakit difteri. Pembatasan mobilitas masyarakat di wilayah Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan, yang banyak ditemukan kasus difteri telah dilakukan.
Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengatakan, pihaknya telah menerapkan pembatasan berupa semi isolasi di wilayah Desa Sukahurip. Menurut dia, mobilitas masyarakat antardesa di wilayah itu juga telah dibatasi. Selain itu, masyarakat di Desa Sukahurip juga diimbau menggunakan masker saat beraktivitas.
"Kami sudah siapkan jaminan hidup. Tinggal tunggu usulan, nanti dicairkan dari BTT. Saya sudah konsultasi dengan bupati, sudah oke asal kasus bisa ditanggulangi," kata dia, Kamis (23/2/2023).
Helmi menambahkan, saat ini, pihaknya juga terus melakukan penanganan terhadap pasien yang sudah positif terinfeksi difteri. Sejumlah pasien yang positif telah ditempatkan di ruang isolasi rumah sakit.
Selain itu, pihaknya juga telah melakukan pemeriksaan terhadap kontak erat pasien positif difteri. Apabila nantinya dinyatakan positif, pasien akan dirawat di rumah sakit. Sementara, apabila dinyatakan negatif, petugas kesehatan akan tetap memberikan profilaksis.
"Until masyarakat yang umurnya dua bulan hingga 13 tahun juga akan dilakukan imunisasi massal di satu desa itu. Kami juga akan menunggu konsultasi apakah harus imuninasi satu kecamatan bahkan satu Kabupaten, masih menunggu arahan pusat," kata Helmi.
Dia menyebutkan, puskesmas di wilayah Kecamatan Pangatikan juga telah membuka posko siaga 24 jam. Masyarakat diimbau untuk memeriksa apabila memgalami gejala demam, sakit tenggorokan, batuk, sesak, atau bercak di tenggorokan. Petugas disebut akan langsung melakukan penanganan.
Ihwal adanya laporan kasus di Kecamatan Tarogong Kidul, Helmi mengaku belum mendapat laporan. Namun, pihaknya memastikan akan lansung melakukan penanganan.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Garut per Rabu (22/2/2023), kasus difteri di daerah itu telah ditemukan di dua kecamatan. Di Kecamatan Pangatikan, terdapat lima kasus observasi, tiga kasus suspek, enam kasus konfirmasi, dan tujuh kasus meninggal dunia diduga karena difteri, tapi tanpa ada catatan medis yang lengkap (link epidemiologi). Sementara di Kecamatan Tarogong Kidul, terdapat satu kasus observasi, satu kasus suspek, dan satu kasus konfirmasi difteri.