REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemprov DKI Jakarta dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berupaya mendata kasus stunting di seluruh wilayah DKI Jakarta. Salah satu upayanya adalah dengan menggunakan aplikasi 'Asik'. Hal ini nantinya mempermudah petugas dalam memonitor kasus stunting.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menjelaskan, penggunaan aplikasi juga sebagai percepatan mendapatkan data penduduk berdasarkan nama dan alamat (by name by address).
"Ada aplikasi yang terbangun sejak lama di puskesmas yang nanti dikombinasi dengan yang sekarang, yaitu Asik (Aplikasi Sehat Indonesiaku). Sehingga percepatan untuk mendapatkan data penduduk berdasarkan nama dan alamat bisa dilakukan. Walaupun sudah ada aplikasi kesehatan di sini, kita pertajam lagi untuk hal yang khusus seperti stunting," kata Heru.
Kemudian, ia mengingatkan kepada para orang tua agar disiplin dan mengontrol kesehatan anak ke posyandu atau puskesmas. Hal itu bertujuan agar pemerintah daerah bisa mengintervensi jika ditemukannya kasus stunting.
"Orang tua juga harus punya pengetahuan bagaimana caranya meningkatkan gizi anak. Tadi sudah diberikan informasi bahwa ada telur, daging, ikan yang harus dikonsumsi," kata dia.
Menurut dia, dukungan dari seluruh lapisan masyarakat juga sangat diperlukan, bukan hanya Pemprov DKI dan Kemenkes, melainkan individu-individu yang memiliki bayi juga harus disiplin.
"Kami memiliki program yang berpihak pada tumbuh kembang anak. Salah satunya, dengan memberikan bantuan tambahan makanan, baik di sekolah maupun di posyandu atau puskesmas," kata dia.
Sementara itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mendukung keseriusan Pemprov DKI Jakarta dalam menekan angka stunting. Harapannya, angka stunting dapat turun melebihi target yang diberikan Presiden RI Joko Widodo (sebesar 14 persen) menjadi di bawah 10 persen.
"Kita ingin ukur by name by address, lalu identifikasi anak-anaknya mana saja yang punya potensi terindikasi stunting. Teman-teman di DKI Jakarta ini juga dibantu dengan mitra, jadi kita turut berterima kasih kepada WhatsApp, Meta, dan UNICEF yang mendukung dan bekerja bersama supaya bisa menurunkan stunting yang ada di DKI Jakarta," kata dia.
Ia menjelaskan, kerja sama dengan WhatsApp ini memungkinkan kader posyandu untuk mengisi data entry setiap balita di berbagai lokasi menggunakan chatbot WhatsApp.
"Ini programnya mulia, jadi WhatsApp itu perusahaannya namanya Meta, dia kasih gratis layanan chatbot tersebut ke Pemerintah Indonesia dan bisa dipakai juga oleh DKI Jakarta untuk membantu pengentasan stunting di Indonesia," kata dia.