REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Gubernur Riau, Syamsuar, berharap pemerintah pusat tidak menurunkan status Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru dari Bandara Internasional. Syamsuar menyebut Riau akan mengalami kerugian di bidang investasi dan pariwisata bila Bandara SSK II tidak lagi melayani penerbangan internasional.
"Kalau dua sektor itu tergantung, tentu pertumbuhan ekonomi di Riau juga pasti akan terganggu. Makanya kita berharap Pak Menteri Perhubungan dapat menjadi Bandara SSK II Pekanbaru sebagai penerbangan internasional," kata Syamsuar, Kamis (23/2/2023).
Syamsuar mengaku sudah menyurati Menteri Perhubungan dalam rangka menyikapi rencana pemerintah pusat memangkas jumlah bandara internasional di Indonesia. Surat yang dikirimkan Syamsuar itu bernomor 550/DPHB/1346. Dalam surat tersebut, Syamsuar meminta dukungan Menhub supaya Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru tetap menjadi bandara internasional.
"Kami di daerah, baik Pemerintah Kabupaten/Kota maupun Pemerintah Provinsi Riau, kami berharap agar kiranya Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru dapat tetap sebagai bandar Udara internasional di Provinsi Riau untuk perjalanan luar negeri," ujar Syamsuar.
Ia menyebut, Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru merupakan salah satu bandar udara Internasional di Indonesia yang memiliki kapasitas 3,5 juta penumpang per tahun. Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rakhmat, mengatakan jika Bandara SSK II Pekanbaru tak lagi melayani penerbangan internasional akan berdampak dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara masuk ke Riau.
"Kalau Bandara SSK ditutup melayani penerbangan internasional tentu dampaknya akan terjadi pengurangan jumlah wisatawan mancanegara, khususnya dari negara tetangga Malaysia," ujar Roni.
Roni menyebut tahun 2022 lalu, kunjungan wisatawan mancanegara di Riau yang masuk lewat Bandara SSK II Pekanbaru sekitar 6.000 orang lebih. Selain itu, kata Roni, dampak dari tutupnya penerbangan internasional akan berpengaruh terhadap pendapatan berkurang bagi pelaku usaha pariwisata. Termasuk tingkat hunian hotel.
Pihaknya menghitung estimasi perputaran uang yang dihasilkan dari pariwisata pada tahun 2022 berkisar Rp8,8 triliun dengan tingkat hunian kamar hotel 41,6 persen per hari.
"Kalau penerbangan internasional ditutup, tentu pendapatan pelaku usaha pariwisata berkurang," kata Roni menambahkan.