Pemkot Surabaya Beri Pendampingan Siswa Diduga Jadi Korban Pencabulan
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Ilustrasi Pencabulan | Foto: Foto : MgRol_92
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya memberikan pendampingan terhadap siswa yang diduga menjadi korban pencabulan di salah satu Madrasah Ibtidaiyah (MI) swasta di Kota Pahlawan. Dugaan kasus pencabulan ini diketahui usai sejumlah orang tua korban melapor ke Polrestabes Surabaya pada Kamis, 16 Februari 2023 lalu.
Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-P2KB) Kota Surabaya, Nanik Sukristina menyatakan, seluruh korban sudah mendapat pendampingan psikologis dari Psikolog DP3AP2KB dan Dinas Kesehatan.
"Pendampingan bagi korban dan orang tua pada proses Berita Acara Pemeriksaan (BAP) di Polrestabes Surabaya. Pendampingan korban untuk dilakukan visum et repertum psikiatrikum di RS Bhayangkara," kata Nanik Sukristina, Kamis (23/2/2023).
Selain memberikan pendampingan kepada para korban, Nanik menyebut, Puskesmas juga melakukan penyuluhan dan edukasi tentang pendidikan seks kepada seluruh siswa yang bersekolah di MI tersebut. "Kegiatan penyuluhan itu dilakukan pada 22 Februari 2023 oleh Puskesmas Gading Surabaya," ujarnya.
Nanik pun mengungkapkan, kondisi psikologi siswa yang diduga menjadi korban pelecehan dalam kondisi stabil. Bahkan, siswa itu bisa bercerita dan tidak menarik diri dari lingkungan serta tetap bersekolah.
"Lingkungan sekolah kondusif, pembelajaran seperti biasa, tidak ada diskriminasi bagi korban, serta kepala sekolah, guru-guru dan wali murid support," kata dia.
Nanik memastikan, pihaknya akan terus melakukan pemantauan dan pendampingan kepada para korban. "Tetap dilakukan pendampingan dan pemantauan oleh Pemkot Surabaya melalui Dinas Kesehatan, Puskesmas dan DP3AP2KB," ujarnya.