REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, kinerja pertumbuhan ekonomi digital menjadi salah satu pemantik perekonomian nasional yang mampu tumbuh impresif hingga 5,31 persen pada 2022. Tren peningkatan ekonomi digital tersebut ditopang oleh layanan e-commerce dan on-demand seperti ride hailing, online food delivery, dan juga bisnis logistik berbasis online.
Menurut data Bank Indonesia, realisasi transaksi e-commerce di Indonesia sampai kuartal III 2022 telah tumbuh mencapai 22 persen year on year (yoy). Sejalan dengan hal tersebut, nilai ekonomi digital Indonesia pada 2022 juga mengalami pertumbuhan sebesar 22 persen yoy atau senilai 77 miliar dolar AS.
Melalui capaian tersebut, Indonesia berhasil menjadi pemain utama dalam ekonomi digital ASEAN. Dominasinya, 40 persen nilai total transaksi ekonomi digital ASEAN berasal dari Indonesia.
"Investasi ekonomi digital tumbuh positif, ditunjukkan oleh deal value investasi kuartal I 2022 sebesar 3 miliar dolar AS, nilai tertinggi kedua setelah Singapura," ujar Airlangga saat menyampaikan keynote speech secara virtual dalam Kongres Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) ke-VIII, Kamis (23/2/2023).
Pada 2025, kata dia, diperkirakan nilai ekonomi digital Indonesia tumbuh dua kali lipat menjadi 130 miliar dolar AS. Lalu terus tumbuh mencapai 220 miliar dolar AS, hingga 360 miliar dolar AS pada 2030.
Airlangga melanjutkan, masifnya digitalisasi dalam memegang peranan penting pada berbagai aspek kehidupan juga telah mampu mendorong munculnya masyarakat 5.0. Berbagai potensi terkait digitalisasi tersebut menurutnya perlu dioptimalisasi, terlebih Indonesia diuntungkan dengan adanya bonus demografi penduduk dalam usia produktif.
"Untuk menghadapi Society 5.0, Indonesia membutuhkan SDM yang unggul dan berdaya saing. Terutama dengan literasi dan keterampilan digital dan tentu saya berharap bahwa generasi muda mahasiswa mahasiwa agar literate terhadap digitalisasi,” ujarnya.