REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta para tenaga pendidik keagamaan untuk membantu anak-anak memahami ajaran kitab suci sesuai dengan kepercayaan yang dianut.
"Jangan menghafalkan saja, tetapi juga tahu artinya, sehingga bisa menjalankan dalam kehidupannya," kata Eri Cahyadi di acara silaturahim bersama tenaga pendidik keagamaan yang dikemas dalam acara Kumpul Akrab Tenaga Pendidikan Keagamaan (KURMA) Tahun 2023 di Convention Hall Surabaya, Kamis (23/2/2023).
Pada silaturahim ketiga kali ini, Pemkot Surabaya mengundang 1.700 tenaga pendidik keagamaan di wilayah Surabaya Selatan. Wali Kota Eri berharap tenaga pendidik keagamaan bisa mencetak generasi yang berakhlak mulia.
"Pemkot Surabaya harus hadir untuk mengedukasi. Kami berharap dari agama apapun itu pada waktu memberikan pelajaran keagamaan, berikan rasa toleransi yang tinggi," kata dia.
Menurut dia, Pemkot Surabaya berkomitmen dalam memperkuat pendidikan karakter dengan menanamkan ideologi Pancasila pada anak.
Hal sama juga dikatakan Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Surabaya KH Pardi. Dia mendukung langkah Pemkot Surabaya dalam memberikan penguatan kepada para tenaga pendidik keagamaan di Kota Pahlawan.
"Bagi kami, program Pak Wali harus didukung untuk mewujudkan karakter anak Surabaya yang berakhlak. Kami akan terus menanamkan perilaku keagamaan dan mengedepankan akhlakul karimah. Ini tidak hanya pada satu agama saja, tetapi untuk semua agama," kata Pardi.
Oleh sebab itu, kata dia, pihaknya juga terus melakukan monitoring. Sebab, tujuan utama adalah untuk mewujudkan Kota Surabaya memiliki rasa toleransi, rukun, damai, aman, dan nyaman.
"Kami punya delapan penyuluh di masing-masing kecamatan sebagai ujung tombak. Karena ini adalah program yang luar biasa, semua guru agama bersama-sama untuk mendukung dalam mewujudkan pemahaman keagamaan dan pelaksanaan perilaku keagamaan," ujar dia.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Yusuf Masruh menjelaskan melalui kegiatan Kurma tersebut, Wali Kota Eri menginginkan adanya pendidikan karakter anak yang mengedepankan perilaku keagamaan.
Sebab, kata dia, pemkot memiliki beragam program pendidikan nonformal untuk memenuhi aspek religi keagamaan, akademis, dan pengembangan talenta anak.
"Teman-teman TPQ dan Sekolah Minggu ini adalah pendidikan non-formal, diharapkan bisa memenuhi aspek religi. Selain kegiatan ini, ada program Sekolah Arek Suroboyo (SAS) yang juga menanamkan tiga aspek, seperti agama, akademis, dan talenta," kata dia.