REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Perang Ukraina sudah memasuki tahun kedua. Tapi belum ada tanda-tanda konflik yang dilancarkan Rusia dan menewaskan puluhan ribu orang, meratakan kota-kota, memaksa jutaan orang lainnya mengungsi dan memicu krisis ekonomi dunia akan berakhir.
Tepat satu tahun yang lalu Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan serangan skala besar ke negara tetangganya. Tujuan dari serangan itu merebut Ibukota Kiev dengan cepat dan mengguling pemerintah Uni Eropa. Tapi keinginannya tidak tercapai, perlawanan keras dan kesalahan militer memupuskan harapan itu.
Ukraina berhasil memukul mundur pasukan Rusia pada akhir 2022 untuk merebut kembali wilayah mereka yang sempat diduduki dalam perang yang Moskow sebut "operasi militer khusus." Perang berlangsung sengit dan kedua belah pihak mengalami banyak kerugian. Satu tahun perang berjalan Rusia menguasai seperlima wilayah Ukraina.
Putin mengirim sinyal untuk melipat gandakan konflik yang memicu Barat menerapkan sanksi lebih berat. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskky juga mempertahankan sikap kerasnya dalam setiap potensi perundingan, sehingga prospek perdamaian masih terlihat suram.
Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi yang menandai satu tahun perang Ukraina dan mendesak Moskow menarik mundur pasukannya dan menghentikan perang. Sebanyak 141 negara mendukung resolusi ini dan 32 negara abstain. Rusia didukung enam negara yang menolak resolusi tersebut, yakni Belarusia, Korea Utara, Eritrea, Mali, Nikaragua, dan Suriah.
Cina abstain dalam pemungutan suara yang digelar satu hari setelah pejabat tinggi kebijakan luar negeri Partai Komunis Cina Wang Yi berkunjung ke Moskow. Dalam kunjungan itu Cina berjanji memperdalam hubungan dua negara.
Deputi Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy menolak resolusi PBB yang menurutnya sebagai tindakan "tidak berguna."
"Resolusi ini sinyal kuat dukungan tak tergoyahkan dunia pada Ukraina," cicit Zelenskyy di Twitter.
Sementara lampu menara Eiffel di Paris menyala dengan warna bendera kuning biru Ukraina. Sekelompok orang membawa bendera Ukraina di London. Gedung-gedung Uni Eropa di Brussel juga menyalakan warna lampu yang serupa.
Sikap keras Rusia mencerminkan perang di Ukraina menjadi konflik terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II. Menteri Pertahanan Ukraina Sergey Shoigu menyebutnya sebagai perlawanan eksistensial melawan Barat.
"Menggunakan Ukraina, gerakan kolektif Barat berusaha memecah belah Rusia, merampas kemerdekaannya, upaya-upaya ini pasti gagal," kata Shoigu.
Ukraina dan sekutu-sekutunya yang dipimpin Amerika Serikat (AS) dan Eropa membantah argumen tersebut. Menurut mereka serangan Rusia merupakan invasi untuk merebut wilayah negara berdaulat yang mencoba melepaskan diri dari Moskow.
Gedung Putih mengatakan Presiden AS Joe Biden akan menggelar rapat virtual dengan negara-negara G7 dan Zelenskyy Jumat (24/2/2023) ini. Pertemuan itu untuk memperingati satu tahun perang di Ukraina. Ia juga mengumumkan sanksi baru bagi pihak-pihak yang mendukung Rusia dalam perang tersebut.
Sementara Eropa berusaha menghambat ekspor hidrokarbon Rusia, Moskow menemukan pembeli di Cina dan India. Sehingga dapat menghindari pukulan keras yang diakibatkan sanksi itu.
"Sistem pemerintahan dan ekonomi Rusia terbukti jauh lebih kuat dari yang diperkirakan Barat," kata Putin pekan ini.
Pada Kamis (23/2/2023) kemarin Putin meningkatkan ketegangan dengan mengumumkan rencana untuk mengerahkan rudal balistik antar-benua multi hulu-ledak Sarmat tahun ini. Pada awal pekan ini ia menangguhkan partisipasi Rusia dalam perjanjian senjata nuklir New Start (Strategic Arms Reduction Treaty) dengan AS.
Beberapa bulan terakhir pertempuran di dalam dan sekitar Kota Bahkmut semakin sengit. Begitu pula di Kota Vuhledar di selatan Ukraina.
Sudah ratusan bahkan ribuan pasukan tewas di sana, meski pakar militer independen mempertanyakan nilai strategis lokasi pertempuran. Tapi kedua belah pihak tampaknya tidak ingin mundur dalam pertempuran di sana.
Di dekat tank-tank Ukraina yang di parkir di Bakmut, terdengar ledakan terus menerus.
"Bila kami menyerah di Bakhmut, semuanya akan menjadi lebih rumit, kami tidak bisa menyerah, dalam situasi apa pun, kami akan terus mempertahankannya," kata salah satu operator tank Sersan Junior Oleh Slavin.
Sebelumnya Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina melaporkan menjelang satu tahun perang berlangsung, aktivitas Rusia di timur dan selatan di Ukraina naik. Pasukan Rusia juga melatih tembakan di setidaknya 25 kota dan desa di tiga wilayah di sebelah utara di perbatasan Rusia, Chernihiv, Sumy dan Kharkiv. Laporan dari medan pertempuran belum dapat diverifikasi.
Sejumlah pejabat AS dan Barat memperkirakan sekitar 200 ribu lebih pasukan Rusia tewas atau terluka. Pada bulan November lalu seorang jenderal AS mengatakan lebih dari 100 ribu pasukan dari masing-masing pihak tewas atau terluka dalam perang ini.
Kerugian dalam perang hampir tidak mungkin diverifikasi secara independen. Tapi prajurit di medan pertempuran dan perwira militer menyimpulkan jumlah pasukan yang tewas bertambah beberapa pekan terakhir.
Sudah ribuan rakyat sipil Ukraina yang tewas dan jaksa Ukraina melaporkan ribuan tuduhan kejahatan perang. Moskow membantah mengincar sipil dan melakukan kekejian perang.
Ukraina berhasil bertahan dalam perang meski kekuatan tempurnya jauh lebih kecil dari Rusia. Sebagian besar karena bantuan peralatan militer senilai puluhan miliar dari AS, Eropa dan negara lainnya.
Zelenskyy menjadi bagian penting senjata-senjata terus mengalir ke Ukraina. Ia menyambut kedatangan Joe Biden di Kiev pada Senin (20/2/2023) lalu dan menyampaikan pidato ke pemimpin-pemimpin dunia baik secara langsung maupun daring.
Dikhawatirkan Rusia akan menggelar serangan rudal besar-besaran ke Kiev pada Jumat ini untuk memperingati satu tahun perang. Beberapa sekolah di Ukraina juga diminta untuk membuka kelas di rumah sebagai tindakan pencegahan.