REPUBLIKA.CO.ID, GAZIANTEP -- Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Hissein Brahim Taha menggambarkan gempa bumi mematikan yang melanda Turki selatan dan tenggara pada 6 Februari sebagai yang terburuk. Dia menyerukan kerja sama untuk menghadapi akibatnya.
Taha memulai kunjungan ke provinsi Gaziantep di Turki selatan pada Rabu (22/2/2023), di mana dia bertemu dengan Gubernur Davut Gul, Wali Kota Fatma Sahin, dan kepala Kamar Dagang dan Industri.
"OKI segera bertindak ketika kami mengetahui bahwa gempa sebesar ini terjadi di Turki. Kami menghubungi semua anggota OKI untuk memberi tahu mereka tentang masalah tersebut," kata Taha dilansir dari laman TRT World pada Jumat (24/2/2023).
"Kami meminta semua negara anggota untuk memberikan dukungan, dan negara-negara seperti Arab Saudi, Qatar, dan Kuwait bergegas memberikan bantuan," lanjutnya.
Taha mengatakan, bahwa organisasi mengunggah 57 negara anggota tentang situasi saat ini untuk memobilisasi dukungan ke Turki yang dilanda gempa.
"(OKI) melakukan segala yang mungkin untuk membantu Turki mengatasi dampak 'bencana abad ini', dan membuat mereka merasa bahwa mereka tidak sendirian," kata dia.
Taha menekankan besarnya gempa ini membutuhkan kerja sama dari semua negara anggota OKI.
“Ada departemen dan unit khusus dalam organisasi untuk mengoordinasikan bantuan, dan unit-unit ini melakukan tugasnya dalam hal ini,” kata Taha.
Dia juga bertemu dengan pejabat Kamar Dagang dan Industri di Gaziantep. Taha meminta negara-negara anggota OKI untuk bekerja sama dengan Turki mengatasi bencana gempa.
"Kami merasakan sakit akibat gempa di Turkiye. Kami percaya bahwa perusahaan di negara anggota OKI harus bekerja sama dengan Anda (Turki),” kata Taha.
Pada Kamis (23/2/2023), Taha juga mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu di ibu kota Ankara. Dalam sebuah posting Twitter, Cavusoglu mengatakan dia berterima kasih kepada Taha karena telah menunjukkan solidaritas dengan Turkiye setelah gempa bumi kembar pada 6 Februari.