REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kesultanan Utsmaniyah atau Kekaisaran Ottoman merupakan kerajaan Islam terbesar yang terkenal dengan keragaman dan kekayaannya. Namun, banyak informasi berharga yang masih tersembunyi dan tidak diketahui.
Salah fakta unik pada masa kejayaan Kesultanan Ustmaniyah adalah bangunan istananya. Karena, bangunan istana Turki Utsmani merupakan perpaduan dari dua peradaban, yaitu peradaban Arab Timur dan peradaban Balkan Barat.
“Istana-istana Utsmani dibedakan kemegahannya dan gaya arsitekturnya yang banyak dan beragam, karena dibangun dalam bentuk campuran antara peradaban Arab Timur dan peradaban Balkan Barat. Istana-istana Utsmaniyah juga unik karena mencakup banyak ruangan," dikutip dari laman turkpress, Jumat (24/2/2023).
Pada masa kejayaan Islam, Istanbul adalah ibu kota Kesultanan Turki Usmani. Sebelumnya, kota ini bernama Konstantinopel yang merupakan ibu kota Kekaisaran Bizantium.
Di bawah Turki Usmani, Konstantinopel yang kemudian berubah nama menjadi Istanbul dibangun hingga menjadi salah satu pusat peradaban dunia.
Selain berhasil meluaskan wilayah, Turki Usmani pun menorehkan kemajuan di bidang arsitektur. Banyak masjid dan istana megah dibangun. Di antara istana Ottoman yang terkenal dengan kemegahan dan arsitekturnya adalah Istana Topkapi dan Istana Dolmabahce.
Istana Topkapi
Istana ini mulai dibangun pada 1453 oleh Sultan Muhammad II. Berdiri di atas lahan seluas 700 ribu meter persegi dan dikelilingi oleh tembok sepanjang lima kilometer, istana ini bisa disebut sebagai karya terbesar Turki Utsmani di ranah arsitektur.
Istana Topkapi mengusung gaya arsitektur khas Turki dengan taman-taman indah yang menghubungkan bangunan satu dengan lainnya. Sementara, bagian interiornya banyak dihiasi kaligrafi Alquran dan unsur dekorasi lainnya yang berasal dari berbagai penjuru dunia.
Baca juga: Ketika Sayyidina Hasan Ditolak Dimakamkan Dekat Sang Kakek Muhammad SAW
Istana Dolmabahce
Dibangun pada rentang waktu 1843-1856, istana ini berdiri megah di tempat yang strategis. Desain istana ini merupakan perpaduan antara baroque, rococo, dan neoklasik dengan gaya tradisional arsitektur Turki Usmani. Karena itu, Istana Dolmabahce merupakan sintesis baru dari perkembangan arsitektur.
Dolmabahce dibangun Sultan Abdul Majid I yang memerintah pada 1839 M- 1861 M. Dia kemudian menunjuk Haci Said Aga, arsitek terkemuka pada masa itu, sebagai penanggung jawab konstruksi. Sedangkan, pelaksanaan pembangunannya dipercayakan kepada arsitek Garabet Balyan.