Sabtu 25 Feb 2023 12:54 WIB

Penyebaran Flu Burung H5N1 Mengkhawatirkan, WHO: Kasusnya Meluas di Dunia

WHO mendesak semua negara tetap waspada dengan penyebaran H5N1.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Qommarria Rostanti
 Seorang pekerja mengambil burung bangau yang mati di kawasan konservasi Danau Hula, utara Laut Galilea, di Israel utara. WHO mengkhawatirkan penyebaran flu burung H5N1 di seluruh dunia. (ilustrasi)
Foto: AP/Ariel Schalit
Seorang pekerja mengambil burung bangau yang mati di kawasan konservasi Danau Hula, utara Laut Galilea, di Israel utara. WHO mengkhawatirkan penyebaran flu burung H5N1 di seluruh dunia. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkhawatirkan penyebaran kasus flu burung H5N1 di dunia. Hal itu disampaikan setelah Kamboja melaporkan penemuan dua kasus penyakit tersebut.

“Situasi global H5N1 mengkhawatirkan mengingat meluasnya penyebaran virus pada burung di seluruh dunia dan meningkatnya laporan kasus pada mamalia termasuk manusia,” kata Direktur Departemen Pandemi dan Epidemi WHO dr Sylvie Briand dalam pengarahan pers virtual, Jumat (24/2/2023) waktu setempat.

Baca Juga

Dia mendesak semua negara tetap waspada dengan penyebaran H5N1. “WHO mengambil risiko dari virus ini dengan serius dan mendesak kewaspadaan yang lebih tinggi dari semua negara,” ujarnya.

Terkait penemuan dua kasus H5N1 di Kamboja, WHO telah menjalin kerja sama dengan otoritas di negara tersebut. Briand mengatakan, belum jelas apakah ada penularan dari manusia ke manusia atau apakah kedua kasus tersebut disebabkan oleh kondisi lingkungan yang sama yaitu kemungkinan kontak dekat dengan burung atau hewan lain yang terinfeksi.

Pada Kamis (23/2/2023) lalu, otoritas Kamboja melaporkan kematian seorang anak perempuan berusia 11 tahun akibat terinfeksi H5N1. Saat ini otoritas di sana tengah melakukan pengujian terhadap 12 orang yang melakukan kontak dengannya. Ayah dari anak perempuan tersebut sudah dinyatakan positif tertular dan menunjukkan gejala.

Kamboja terakhir kali melaporkan kasus infeksi H5N1 adalah pada 2014. Dari 2003 hingga 2014, negara tersebut mencatatkan penemuan 56 kasus H5N1. Gejala penyakit tersebut sama seperti flu burung lainnya, yakni demam tinggi, batuk, dan nyeri. Pada kasus serius, individu yang terinfeksi dapat menderita pneumonia.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement