REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Australia diam-diam telah mengusir jaringan mata-mata besar Rusia yang anggotanya menyamar sebagai diplomat. Laporan ini dimuat dalam setelah badan keamanan utama Australia mengungkapkan keberhasilan kontra-spionase besar-besaran.
Laporan The Sydney Morning Herald pada Jumat (24/2/2023), mengutip sumber tanpa nama yang mengetahui operasi tersebut menyatakan, jaringan mata-mata itu terdiri dari staf kedutaan dan konsuler serta agen lain yang menggunakan identitas rahasia. Organisasi Intelijen Keamanan Australia (ASIO) mengungkapkan pada Selasa (21/2/2023), bahwa pihaknya telah mendeteksi dan mengganggu jaringan mata-mata utama. Namun ASIO belum menyebutkan nama negara yang bertanggung jawab.
Sekjen keamanan ASIO Mike Burgess menggambarkan jaringan itu sebagai sarang mata-mata karena lebih besar dan lebih berbahaya daripada sarang mata-mata yang sebelumnya. “Proksi dan agen direkrut sebagai bagian dari jaringan yang lebih luas. Di antara aktivitas jahat lainnya, mereka ingin mencuri informasi sensitif,” kata Burgess dalam laporan tahunan ASIO tentang ancaman yang ditimbulkan terhadap Australia.
"Jelas bagi kami bahwa mata-mata itu sangat terlatih karena mereka menggunakan keahlian canggih untuk menyamarkan aktivitas mereka," ujar Burgess.