Jaga Pasokan Telur, Pemkot Madiun Jajaki Kerja Sama dengan Blitar
Rep: Antara/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Telur ayam ras. | Foto: Republika/Wihdan Hidayat
REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN — Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun menjajaki kerja sama dengan Kabupaten Blitar terkait komoditas telur ayam ras dan cabai rawit. Dengan kerja sama, diharapkan pasokan telur ayam dan cabai rawit untuk Kota Madiun, Jawa Timur, dapat terjaga.
Asisten Administrasi Pembangunan dan Umum Pemkot Madiun Ahsan Sri Hasto mengatakan, telur ayam dan cabai merupakan komoditas penting di Kota Madiun. Sedangkan produksi lokal disebut belum mencukupi kebutuhan.
“Maka dari itu, kita berupaya bekerja sama dengan daerah lain, dalam hal ini Kabupaten Blitar, untuk menjaga pasokan,” kata Ahsan, Sabtu (25/2/2023).
Ahsan mengatakan, Kabupaten Blitar dikenal sebagai daerah produsen telur ayam dan cabai rawit terbesar di Jawa Timur. Berdasarkan data dari daerah setempat, peternak telur ayam ras di sana bisa menghasilkan sekitar 600 ton dalam sehari. Di mana sekitar 90 persen pangsa pasar telur dari Blitar dijual ke luar daerah.
Sementara untuk cabai rawit, Blitar disebut bisa menghasilkan sekitar 400 ton lebih cabai rawit saat panen. Belum termasuk jenis cabai yang lain.
Ahsan berharap kerja sama yang tengah dijajaki ini dapat terealisasi, terlebih menjelang bulan Ramadhan, di mana biasanya permintaan meningkat. “Upaya ini juga sebagai antisipasi kita menghadapi lonjakan harga dan permintaan pasar menjelang Ramadhan dan Lebaran,” ujar dia.
Soal harga, Ahsan mengatakan, Pemkot Madiun berupaya mengendalikannya dengan program subsidi transportasi bahan kebutuhan pokok. Pemkot, kata dia, menanggung biaya pengiriman, sehingga harga jual cabai tak jauh dari kulakan.
“Jadi, kalau harga dari sana Rp 20 ribu per kilogram, sampai sini ya Rp 20 ribu per kilonya karena ongkos pengirimannya sudah kita subsidi. Pedagang juga kita atur agar tidak menjual harga yang terlalu tinggi. Dengan begitu, harganya tetap stabil di Kota Madiun,” kata Ahsan.